Xi Jinping Instruksikan Anak Buahnya Agar Islam di China Beradaptasi dengan Partai Komunis
Agama Islam dan agama-agama di China diminta beradaptasi dengan masyarakat sosialis yang dianut oleh Partai Komunis yang berkuasa.
Mengutip Xinhua, Minggu (17/7/2022), hal itu dikatakan langsung Presiden China Xi Jinping ketika mengunjungi wilayah Xinjiang yang bergejolak dalam kunjungan yang dimulai sejak 12 juli 2022
Baca Juga: Jarang-jarang Xi Jinping Lakukan Kunjungan Langka ke Xinjiang, Terkuak Alasannya
Di wiayah itu, pasukan keamanan China selama beberapa tahun terakhir telah melakukan upaya untuk mengendalikan protes oleh Muslim Uygur atas pemukiman dari Han China dari luar provinsi.
Selama tur empat hari di wilayah itui, Xi bertemu dengan para pejabat. Dia menekankan memupuk rasa komunitas yang kuat untuk bangsa China.
Xi juga meminta mempromosikan pertukaran, interaksi dan integrasi di antara kelompok etnis yang berbeda.
Baru-baru ini, Ketua Dewan Hak Asasi Manusia PBB Michelle Bachelet mengunjungi Xinjiang setelah proses negosiasi yang panjang dengan Beijing.
Kunjungan dilakukan untuk menyelidiki tuduhan penahanan lebih dari satu juta Muslim Uygur dari berbagai usia sebagai bagian dari tindakan keras China terhadap militan Islam.
Di akhir kunjungannya ke Xinjiang pada 28 Mei, Bachelet mengatakan bahwa dia mengajukan pertanyaan dan keprihatinan atas penerapan tindakan kontra-terorisme dan deradikalisasi di China.
Terutama mengenai dampaknya tentang hak-hak Uygur dan minoritas Muslim lainnya.
Presiden China menggarisbawahi perlunya meningkatkan kapasitas tata kelola urusan agama dan mewujudkan pembangunan agama yang sehat.
Dalam beberapa tahun terakhir, presiden telah menganjurkan "sinisasi" Islam yang secara luas berarti menyelaraskannya dengan kebijakan Partai Komunis yang berkuasa.
Menekankan pentingnya identitas budaya, Xi menyerukan mendidik dan membimbing orang-orang dari semua kelompok etnis untuk memperkuat identifikasi mereka dengan tanah air, bangsa China, budaya China, Partai Komunis China (CPC) dan sosialisme dengan karakteristik China.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: