Kisah Perusahaan Raksasa: Thermo Fisher, Pemasok Global Instrumentasi Ilmiah
Thermo Fisher Scientific adalah salah satu pemasok global instrumentasi ilmiah, reagen, dan bahan habis pakai, serta layanan perangkat lunak dari Amerika Serikat.
Di tahun 2020, Thermo Fisher adalah salah satu perusahaan raksasa Fortune Global 500 di posisi ke-498, dengan total pendapatan (revenue) 25,5 miliar dolar AS.
Baca Juga: Kisah Perusahaan Raksasa: Paccar, Manufaktur Truk Kelas Berat Internasional
Sebagai salah satu yang terbesar, Thermo Fisher ternyata dibentuk melalui penggabungan Thermo Electron dan Fisher Scientific.
Dikutip berbagai sumber, Thermo Electron didirikan pada tahun 1956 oleh George N. Hatsopoulos dan Peter M Nomikos.
Hatsopoulos menerima gelar PhD dari MIT di bidang teknik mesin dan Nomikos adalah lulusan Harvard Business School.
Perusahaan berfokus pada penyediaan produk analitis dan laboratorium, dan memiliki pendapatan lebih dari 2 miliar dolar AS pada tahun 2004.
Sementara itu, Fisher Scientific didirikan pada tahun 1902 oleh Chester G. Fisher dari Pittsburgh.
Perusahaan berfokus pada penyediaan peralatan laboratorium, bahan kimia, persediaan dan layanan yang digunakan dalam perawatan kesehatan, penelitian ilmiah, keselamatan, dan pendidikan.
Pada tanggal 13 November 2006, Thermo Electron dan Fisher Scientific mengumumkan bahwa kedua perusahaan akan bergabung untuk membentuk Thermo Fisher Scientific dalam perjanjian saham bebas pajak setelah menerima izin anti-trust dari Komisi Eropa.
Thermo Electron mengakuisisi Fisher Scientific seharga 10,6 miliar dolar AS dalam bentuk saham.
Setiap pemegang saham Fisher Scientific memperoleh 2,00 lembar saham biasa di Thermo Electron untuk setiap saham yang mereka miliki di Fisher Scientific.
Setelah merger, pemegang saham Fisher Scientific memiliki 61 persen saham perusahaan, dan pemegang saham Thermo Electron memiliki 39 persen.
Saat ini, produk perusahaan dijual dengan merek Thermo Scientific, Fisher Scientific, dan beberapa merek terkenal lainnya (misalnya Chromacol, Nalgene, Cellomics, Pierce Protein Research, dan Fermentas). Menurut angka perusahaan, 46 persen penjualannya di bidang ilmu hayati, 20 persen di bidang perawatan kesehatan, dan 34 persen di bidang industri/lingkungan dan keselamatan.
Thermo Fisher memiliki kantor dan operasi di seluruh dunia, terutama di AS dan Eropa, dan China memiliki 5.000 karyawan dan menyumbang lebih dari 10 persen pendapatan perusahaan.
Pada 2017, perusahaan memiliki kapitalisasi pasar 21 miliar dolar AS dan merupakan perusahaan Fortune 500. Pada 2018, perusahaan mempekerjakan 70.000 pekerja dan melaporkan pendapatan tahunan 24 miliar dolar AS.
Thermo Fisher menerima otorisasi penggunaan darurat dari FDA untuk tes SARS-CoV-2 untuk membantu mengurangi pandemi COVID-19, pada Maret 2020.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Muhammad Syahrianto
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: