Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kemampuan Literasi Digital Diperlukan sebagai Filter Informasi

        Kemampuan Literasi Digital Diperlukan sebagai Filter Informasi Kredit Foto: Unsplash/Surface
        Warta Ekonomi, Trenggalek -

        Transformasi digital berawal dari perkembangan teknologi di industri 1.0 saat penggunaan mesin uap di tahun 1784, berlanjut ke penggunaan mesin produksi masal tenaga listrik hingga penggunaan teknologi informasi dan mesin otomasi serta industri 4.0 yang diperkenalkan tahun 2011 dengan kehadiran mesin terintegrasi jaringan internet.

        "Perkembangan teknologi komunikasi sebenarnya telah mengubah kebudayaan manusia dan eksistensi manusia ditentukan oleh perubahan model komunikasi," kata Dosen Ilmu Komunikasi dan Sekretaris PWI Jatim, Eko Pamuji, saat webinar Makin Cakap Digital 2022 untuk kelompok komunitas dan masyarakat di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur pada Senin (18/7/2022).

        Baca Juga: Demi Keamanan, Teliti Memilih Platform Keuangan Digital

        Dengan digitalisasi, budaya digital kemudian terbentuk sebagai suatu kemampuan literasi untuk membaca, menguraikan, memeriksa, dan membangun wawasan kebangsaan, nilai Pancasila, dan Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari. Pemahaman akan budaya digital ini akan memfilter arus informasi yang deras di ruang digital.

        Agar setiap aktivitas di ruang digital sesuai budaya, pengguna wajib memiliki pengetahuan dasar nilai-nilai Pancasila untuk kecakapan dasar sesuai falsafah hidup berbangsa dan bernegara. Hal ini juga termasuk pengetahuan dasar yang mendorong perilaku mencintai produk dalam negeri dan kegiatan produktif lainnya berbasis budaya.

        Nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tungggal Ika dipaparkan dalam tiap sila. Seperti sila pertama mengenai cinta kasih dan saling menghargai perbedaan; sila kedua mengenai kesetaraan; sila ketiga harmoni mengutamakan kepentingan bersama. Adapun sila keempat memberi kesempatan setiap orang untuk berekspresi dan sila kelima semangat gotong royong. 

        Sebagai respons untuk menanggapi perkembangan TIK ini, Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi melakukan kolaborasi dan mencanangkan program Indonesia Makin Cakap Digital. Program ini didasarkan pada empat pilar utama literasi digital, yakni Kemampuan Digital, Etika Digital, Budaya Digital, dan Keamanan Digital. Melalui program ini, 50 juta masyarakat ditargetkan akan mendapat literasi digital pada tahun 2024.

        Baca Juga: Menjadi Warga Digital Pancasilais, Landasan Berbudaya di Internet

        Webinar #MakinCakapDigital 2022 untuk kelompok masyarakat di wilayah Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Siber Kreasi.

        Kali ini hadir pembicara-pembicara yang ahli di bidangnya untuk berbagi terkait budaya digital antara lain Managing Enterpreneur dan Digital Marketer, Lim Sau Liang. Dosen Ilmu Komunikasi dan Sekretaris PWI Jatim, Eko Pamuji, serta Relawan TIK Tulungagung, Subaweh.

        Untuk informasi lebih lanjut mengenai program Makin Cakap Digital hubungi info.literasidigital.id dan cari tahu lewat akun media sosial Siberkreasi.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: