Dear Netizen Indonesia, Sikapi Kasus Brigadir J dengan Pikiran Terbuka Kata Pengamat: Beri Kesempatan Para Ahli
Kasus kematian Brigadir J dalam baku tembak di rumah Irjen Ferdy Sambo saat ini masih menjadi sorotan masyarakat Indonesia. Banyak sekali opini serta pemberitaan liar yang ditulis oleh netizen di media sosial terkait kasus ini. Menanggapi hal itu, Seorang pengamat yang juga founder KlinikDigital.org, Devie Rahmawati memberi peringatan.
Ia mengajak netizen Indonesia untuk mengawal kasus penembakan sesama polisi antara Brigadir J dengan Bharada E sesuai dengan data dan fakta dari penyelidikan menyeluruh.
"Akan menjadi bijak bila kita semua mengawal terus kasus Brigadir J dengan pikiran terbuka dan memberikan kesempatan para ahli yang sesuai dengan kompetensinya untuk mengumpulkan data-data objektif," kata Devie, Selasa (26/7/2022).
Baca Juga: Blak-blakan Komnas HAM Soal Hubungan Brigadir J dengan Putri Sambo: Semua Kami Tanyakan
Devie menilai bahwa penyelidikan kasus Brigadir J terus berlangsung dengan mengumpulkan fakta dan data yang sebenarnya secara objektif. Bahkan, saking objektifnya pengumpulan fakta dan data kasus kematian Brigadir J juga melibatkan Komnas HAM sebagai pihak eksternal.
Selain itu Devie juga memperingatkan bahwa, tidak semua informasi di media sosial menjadi berkah. Malah justru, sebagian informasi di media sosial bisa menjadi bencana karena banyak prasangka tanpa adanya data.
Devie menilai berbagai prasangka yang menggiring opini publik justru dapat memberikan dampak negatif bagi orang yang tidak bersalah dan mengaburkan kebenaran.
Baca Juga: "Sudah 19 Hari, Tapi Peti Almarhum Brigadir Joshua Masih Harum dan Segar"
"Sering juga kita temui informasi yang tidak bermanfaat, bahkan opini tidak berimbang. Gulungan informasi viral menjadi alat untuk menjustifikasi justru mengaburkan kebenaran," ujarnya.
Devie menambahkan bila media sosial memang menciptakan ruang tanpa tuan dan tanpa batas. Sehingga hal tersebut memungkinkan setiap pengguna beraksi bebas.
"Dari beberapa kasus viral di media sosial, tak jarang tuduhan-tuduhan berujung kesalahan. Jari-jari netizen yang pada awal kasus viral pun tidak terkena pertanggungjawaban," tutupnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ayu Almas
Tag Terkait: