Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Gemborkan Digitalisasi, Laporan Keuangan Bank Mandiri Kinclong!

        Gemborkan Digitalisasi, Laporan Keuangan Bank Mandiri Kinclong! Kredit Foto: Bank Mandiri
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Dalam enam bulan pertama 2022, Bank Mandiri berhasil mencatatkan pertumbuhan kinerja yang positif. Sejalan dengan ekspansi bisnis yang berkelanjutan, Bank Mandiri dapat mencatatkan pertumbuhan kredit di atas pertumbuhan industri yang sebesar 10,7% secara year on year (yoy) Juni 2022.

        Direktur Utama Bank Mandiri, Darmawan Junaidi mengatakan realisasi pertumbuhan kredit Bank Mandiri secara konsolidasi per kuartal II 2022 menembus Rp1.138,31 triliun atau tumbuh 12,22%. Lewat pencapaian tersebut Bank Mandiri juga menjadi bank dengan penyaluran kredit terbesar di Indonesia.

        Baca Juga: Makin Canggih Aja, Bank Mandiri Kembali Benamkan Fitur Baru di Aplikasi Livin'

        "Perbaikan kinerja Bank Mandiri selaras dengan kondisi perekonomian nasional yang masih bertumbuh. Hal ini juga mengindikasikan bahwa perekonomian Indonesia masih relatif stabil meski diterpa oleh ketidakpastian global," ujar Darmawan dalam Konferensi Pers Paparan Kinerja Bank Mandiri Kuartal II 2022 di Jakarta, Kamis (28/7).

        Fungsi intermediasi yang baik tersebut, lanjut Darmawan disokong oleh seluruh segmen kredit yang membaik. Salah satunya kredit korporasi yang menjadi penyumbang terbesar dengan pertumbuhan sebesar 10,6% yoy yakni dari Rp369 triliun menjadi Rp409 triliun pada akhir Juni 2022. Pertumbuhan kredit ini juga turut mendorong pertumbuhan total aset Bank Mandiri secara konsolidasi yang mencapai Rp1.786 triliun atau tumbuh 13% yoy sampai dengan kuartal II 2022.

        "Melihat kinerja yang membaik, kami optimis pertumbuhan kredit Bank Mandiri mampu tumbuh di atas 11% sampai dengan akhir tahun dengan kualitas aset yang terjaga optimal," imbuhnya.

        Dari sisi profitabilitas, bank berkode emiten BMRI ini berhasil mencatat perbaikan. Return on equity (ROE) Bank Mandiri secara konsolidasi tercatat sebesar 23,03% pada periode yang sama, meningkat 791 bps secara tahunan. Berkat profitabilitas yang membaik, Bank Mandiri berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp20,2 triliun, tumbuh 61,7% secara YoY.

        Hal ini juga diikuti dengan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) Bank Mandiri yang mencapai Rp1.318,42 triliun per kuartal II 2022 tumbuh 12,76% YoY. Pencapaian tersebut juga menjadikan Bank Mandiri dengan total DPK terbesar di industri perbankan Indonesia.

        "Bank Mandiri mencatatkan kinerja keuangan progresif sampai kuartal II dan berhasil menjadi group keuangan terbesar yang memberikan kontribusi besar terhadap ekonomi, antara lain terlihat dari pertumbuhan laba bersih konsolidasi sebesar 61.66% YoY, rasio kredit macet yang turun menjadi 2,47%, serta rasio imbal hasil terhadap ekuitas atau return on equity (ROE) sebesar 23%.” ujarnya.

        Baca Juga: Permudah Transaksi Lifestyle di Livin', Bank Mandiri Luncurkan Fitur Livin' Sukha

        Ringkasan Kinerja Konsolidasi Bank Mandiri di Kuartal II 2022 :

        • Total Aset : Rp1.785,71 triliun, naik 12,98% YoY
        • Total Kredit : Rp1.138,31 triliun, naik 12,22% YoY
        • Total DPK : Rp1.318,42 triliun, naik 12,76% YoY
        • Laba Bersih : Rp20,2 triliun, naik 61,7% YoY
        • Return on Equity (ROE) : 23,03%, naik 7,91% YoY
        • Net Interest Margin (NIM) : 5,37%, naik 0,32% YoY
        • Non Performing Loan (NPL) : 2,47%, turun 0,72% YoY

        Kualitas Kredit Terjaga Baik

        Performa kredit Bank Mandiri pun diikuti oleh kualitas aset yang terjaga. Darmawan menjelaskan, Bank Mandiri secara konsisten berhasil menjaga perbaikan lewat monitoring serta manajemen risiko yang ketat.

        Baca Juga: Bank Mandiri Kucurkan Rp306,6 Triliun untuk Pembiayaan Hijau dan Berkelanjutan

        Hasilnya, hingga pertengahan tahun 2022 posisi rasio non performing loan (NPL) Bank Mandiri (bank only) turun menjadi 2,47%. Tidak hanya itu, berkat optimalisasi kualitas aset serta efisiensi, biaya kredit atau cost of credit (CoC) Bank Mandiri pun berhasil ditekan menjadi 1,27% pada semester I 2022.

        "Dalam menjaga kualitas aset, Bank Mandiri telah menjalankan proses mitigasi dengan menerapkan prinsip kehati-hatian termasuk menjaga rasio pencadangan dalam posisi yang mencukupi," paparnya.

        Adapun, sampai dengan akhir Juni 2022 posisi restrukturisasi kredit terdampak Covid-19 di Bank Mandiri kian melandai menjadi Rp58,2 triliun. Jumlah tersebut sudah jauh lebih rendah dari posisi Juni 2021 sebesar Rp96,5 triliun.

        Bank Mandiri memiliki komitmen yang tinggi untuk mendorong peningkatan pembiayaan berkelanjutan. Pembiayaan berkelanjutan tercatat sebesar Rp226 triliun. Jumlah tersebut, termasuk penyaluran pembiayaan ke sektor hijau sebesar Rp105 triliun.

        Darmawan mengatakan, untuk mencapai target Nationally Determined Contribution (NDC) di tahun 2030 dan Net Zero Emission (NZE) di tahun 2060, kebutuhan pembiayaan hijau mencapai US$281 miliar. Terkait kebutuhan tersebut, Bank Mandiri menargetkan untuk secara konsisten berkontribusi sebesar 21%-23% terhadap porsi pembiayaan hijau nasional guna mendukung tercapainya target NDC dan NZE Indonesia.

        Percepat Transformasi Digital

        Pertumbuhan kinerja Bank Mandiri, tidak lepas dari peran teknologi pada bisnis perseroan. Bank Mandiri telah menghadirkan solusi perbankan digital yang andal kepada nasabah lewat Super App Livin' by Mandiri untuk menghadirkan customer experience selayaknya layanan cabang dalam genggaman yang dispesifikasi ke nasabah ritel serta Wholesale Digital Super Platform Kopra by Mandiri yang memberikan layanan digital single access kepada nasabah wholesale.

        Upaya tersebut juga telah berbuah manis, tercatat sejak diluncurkan Oktober 2021 lalu sampai dengan pertengahan 2022 Livin' by Mandiri telah diunduh lebih dari 14 juta kali. Pun, jumlah transaksi Livin' by Mandiri hingga juni 2022 (secara year to date) juga telah mencapai 881 juta transaksi dengan nilai lebih dari Rp1.080 triliun atau tumbuh hampir dua kali lipat dibandingkan periode Juni 2021 lalu.

        Untuk dapat memanjakan dan memenuhi kebutuhan nasabah ritel, Bank Mandiri juga telah meluncurkan dua fitur andal di Livin' by Mandiri. Kedua fitur tersebut bertajuk, Livin' Investasi untuk menghadirkan solusi berinvestasi secara mudah, cepat dan aman serta Livin' Sukha yang dapat mempermudah kebutuhan gaya hidup nasabah.

        "Tak hanya itu, kinerja perseroan juga ditopang oleh kekuatan superapp Livin by Mandiri yang handal, hingga hanya dalam 8 bulan sudah diunduh oleh 15 juta downloader dan mampu mengeksekusi hingga 21.000 transaksi per detik,” terangnya.

        Sedangkan untuk nasabah wholesale, Kopra by Mandiri juga berperan besar dalam meningkatkan transaksi wholesale secara signifikan. Tercatat, jumlah transaksi wholesale Bank Mandiri hingga semester I 2022 tumbuh 72% secara yoy menembus 326 juta transaksi.

        Baca Juga: Dukung Ekonomi Hijau, Bank Mandiri Klaim Konsisten Dorong Pembiayaan Berkelanjutan

        Platform digital wholesale andalan Bank Mandiri ini juga mampu mencatatkan peningkatan pengguna sebesar 137% dari 23 ribu pada akhir 2021 menjadi 55 ribu akhir Juni 2022 lalu. Dengan nilai transaksi mencapai Rp8.053 triliun atau tumbuh 29% YoY di semester I 2022. Akselerasi digital yang konsisten tersebut juga berhasil meningkatkan rasio dana murah (CASA) Bank Mandiri menjadi sebesar 75% di kuartal II 2022.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: