Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Anggur Impor Kuasai Pasar RI, Pemerintah Dorong Substitusi

        Anggur Impor Kuasai Pasar RI, Pemerintah Dorong Substitusi Kredit Foto: Antara/Aprillio Akbar
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pemerintah menegaskan sebagian besar anggur segar yang dikonsumsi di Tanah Air bersumber dari impor. Untuk itu, Kementerian Pertanian (Kementan) tengah mendorong penyediaan bibit unggul anggur sehingga nanti bisa memacu produksi domestik.

        Direktur Buah dan Florikultura Direktorat Jenderal Holtikultura Kementan, Liferdi Lukman menyemangati para penggiat anggur. Tujuannya agar mampu bersama memproduksi anggur dalam negeri untuk substitusi impor. “Hal ini mengingat anggur segar yang dikonsumsi di Indonesia sebagian besar masih harus didatangkan dari manca negara,” ucapnya di Jakarta, kemarin.

        Untuk mempercepat pengembangan anggur di dalam negeri, Direktur Buah dan Florikuktura mengimbau agar pemerintah daerah (Pemda) mendorong pemdaftaran anggur-anggur yang sudah dibudidayakan oleh para hobies.

        Guna menjamin penyediaan benih bermutu dari varietas unggul secara berkesinambungan, Kementan menerbitkan Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) nomor 23 Tahun 2021 sebagai pembaharuan dari Permentan nomor 48 Tahun 2012. Dalam Permentan tersebut salah satunya diatur terkait pemasukan benih hortikultura

        Beleid itu di dalamnya juga mengatur pemasukan benih yang bertujuan untuk pendaftaran varietas dan pengadaan benih bermutu. Kementan berharap dengan adanya sosialisasi ini Indonesia dapat menyediakan benih anggur yang unggul.

        Pemasukan benih bermutu dilakukan tidak melebihi dua tahun sejak varietasnya terdaftar/dilepas kecuali untuk benih yang tidak dapat diproduksi di Indonesia atau kebutuhan di dalam negeri belum terpenuhi

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Boyke P. Siregar
        Editor: Boyke P. Siregar

        Bagikan Artikel: