Produksi pangan lokal harus digenjot untuk menghindari dampak krisis pangan global. Industri Kecil dan Menengah (IKM) bidang pangan menjadi salah satu sektor yang sangat terdampak dari gejolak tersebut, mengingat bahan bakunya banyak bersumber dari pangan impor
Karenanya, potensi sumber daya alam (SDA) lokal juga harus diigali, terutama yang bisa dijadikan bahan baku bagi untuk IKM pangan. Di sisi lain, pelaku IKM pangan juga harus mulai menggunakan bahan baku lokal dalam menjalankan roda produksinya, supaya ada kejelasan di sisi hilir dari bahan baku lokal ini
Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Reni Yanita berharap lembaga terkait dan pemerintah daerah memprioritaskan peningkatan produksi pangan.
“Tidak hanya beras, tapi juga pangan lainnya seperti jagung, ubi kayu, ubi rambat, dan porang,” ujarnya dalam pelaksanaan Indonesia Food Inovation (IFI) di Jakarta, kemarin.
Kata Reni, selain untuk menggerakkan perekonomian rakyat, upaya tersebut juga dapat menjadi solusi krisis pangan global. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan menjelaskan bahwa Penganekaragaman pangan merupakan upaya meningkatkan ketersediaan pangan yang beragam dan yang berbasis potensi sumber daya lokal
Dalam mengantisipasi krisis pangan pasca pandemi serta efek domino dari konflik di Eropa Timur yang menyebabkan kenaikan harga bahan pangan, diversifkasi pangan dapat dilakukan dengan beberapa cara. Wilayah Indonesia memiliki area geografis, demografis, dan sumber daya alam yang melimpah dan strategis.
Baca Juga: Ekstensifikasi Lahan Produksi Jagung, Pemerintah Bidik Enam Provinsi Ini
Namun, Indonesia masih berhadapan dengan permasalahan ketahanan pangan dan impor pangan dalam skala besar. Berdasarkan laporan Economist Impact, skor indeks ketahanan pangan global (GFSI) di Indonesia pada 2021 berada di skor 59,2 dengan peringkat ke69.
Bahkan, jika dibandingkan dengan beberapa negara yang memiliki karakteristik yang serupa, seperti banyaknya jumlah penduduk, posisi Indonesia masih relatif tertinggal
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Boyke P. Siregar
Tag Terkait: