Jaga Tutur Kata Saat Gunakan Media Sosial, Demi Kredibilitas di Dunia Digital
Penerapan etika digital secara konsisten melahirkan aset baru berupa kredibilitas digital. Sehingga setiap individu perlu memerhatikan bahasa komunikasi yang digunakan ketika bermedia sosial.
“Kredibilitas penting, baik di dunia digital dan nyata. Hal ini membuat kita bisa dipercaya dan diberi kesempatan berkolaborasi dengan banyak brand, institusi, atau pihak jauh lebih besar dari kita yang bisa mendukung kemajuan kita di dunia digital,” kata CEO and Founder of Coffee Meets Stocks, Theo Derick saat webinar Makin Cakap Digital 2022 untuk kelompok masyarakat di wilayah Kabupaten Jombang, Jawa Timur, pada Rabu (3/8/2022).
Baca Juga: "Murni Satu Lawan Satu", Pengacara Bharada E Bingung Soal Jerat Pasal Kasus Brigadir J
Di dunia digital, setiap individu berinteraksi dengan jutaan orang yang tidak dikenal dan memiliki kultur berbeda-beda.
Etika menjadi benang merah, pedoman bersikap, dan buku panduan yang merangkai interaksi di dunia digital.
Bahasa komunikasi menjadi salah satu poin yang diperhatikan dalam menerapkan etika di media sosial. Bahasa yang dipakai mencerminkan tujuan seseorang bermedia sosial. Sehingga akan berbeda-beda.
Baca Juga: Ada yang Lebih Penting dari Rumah Sehat, Anies Baswedan Harus Simak!
“Tentukan tujuannya dulu, maka bahasa dan kontennya akan ditentukan sesuai tujuannya,” kata Theo.
Pengguna internet di Indonesia pada tahun 2021 mengalami peningkatan, We Are Social mencatat kini pengguna internet di Indonesia mencapai 202,6 juta pengguna, di mana sebanyak 170 juta penggunanya menggunakan media sosial.
Dapat dikatakan pengguna internet mencapai 61.8% dari total populasi Indonesia.
Baca Juga: Masa depan MarTech, Digital Commerce, dan Brand Safety Terus Berkembang
Menurut Survei Literasi Digital di Indonesia pada tahun 2021, Indeks atau skor Literasi Digital di Indonesia berada pada angka 3,49 dari skala 1-5. Skor tersebut menunjukkan bahwa tingkat literasi digital di Indonesia masih berada dalam kategori Sedang.
Sebagai respons untuk menanggapi perkembangan TIK ini, Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi melakukan kolaborasi dan mencanangkan program Indonesia Makin Cakap Digital. Program ini didasarkan pada empat pilar utama literasi digital yakni Kemampuan Digital, Etika Digital, Budaya Digital, dan Keamanan Digital. Melalui program ini, 50 juta masyarakat ditargetkan akan mendapat literasi digital pada tahun 2024.
Webinar #MakinCakapDigital 2022 untuk kelompok masyarakat di wilayah Kabupaten Jombang, Jawa Timur merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Siber Kreasi. Kali ini hadir pembicara-pembicara yang ahli dibidangnya untuk berbagi terkait budaya digital antara lain CEO and Founder of Coffee Meets Stocks, Theo Derick. Kemudian Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Almamater Wartawan Surabaya, Dr. Meithiana Indrasari, ST., MM, serta Digital Campaign Strategist Seknas Jaringan GUSDURian, Muhammad Pandu.
Baca Juga: Gak Jago Nembak, Tugas Bharada E di Bawah Irjen Ferdy Sambo Terungkap!
Untuk informasi lebih lanjut mengenai program Makin Cakap Digital 2022 hubungi info.literasidigital.id dan cari tahu lewat akun media sosial Siberkreasi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar