Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Bandingkan dengan Ahok, Jhon Sitorus: Warga Jakarta Harap Sabar Dibohongi Anies Baswedan Terus

        Bandingkan dengan Ahok, Jhon Sitorus: Warga Jakarta Harap Sabar Dibohongi Anies Baswedan Terus Kredit Foto: Andi Hidayat
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Kinerja Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, dalam penanganan banjir di Ibu Kota kembali dikritik. Kali ini, pegiat media sosial Jhon Sitorus membandingkan kinerja mantan Mendikbud itu dengan Gubernur DKI Jakarta sebelumnya, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

        Jhon Sitorus menyebut Anies sebagai pembohong. Dia juga menyentil adanya fenomena doa "penghakiman" dari pemuka agama saat Ahok menjabat terkait banjir Jakarta.

        Baca Juga: Gembong PDIP Kembali Kritik Pemprov DKI Jakarta, Kali Ini Terkait Pergub Era Ahok, Anies Baswedan Mohon Simak Baik-baik!

        "Dulu saat banjir Era Ahok, banyak sekali pemuka2 agama tertentu yang mengirim doa PENGHAKIMAN lewat media sosial. Saat era gubernur SEIMAN kebanjiran, kok mereka pada DIAM ya? Padahal kan masih SAMA2 BANJIR," celoteh Jhon Sitorus lewat akun Twitternya @Miduk17, Senin (8/8/2022).

        "Apakah mereka GAMPANG DISETIR dan DOA2 penghakimannya bisa DIPESAN?" sambungnya sambil tertawa.

        Tak sampai di situ, Jhon lalu menyindir pernyataan Anies bahwa air akan masuk ke tanah sehingga banjir tak lama akan surut. "Airnya cuma ngantre masuk tanah," celetuknya.

        Ia juga meminta warga ibu kota untuk bersabar karena telah berulang kali dibohongi Anies.

        "Warga Jakarta harap sabar ya, walau NYUNGSEP tetapi luar biasa sabar DIBOHONGI gubernurnya terus. Karena gubernurnya ngaku sudah tidak ada kata 'banjir' lagi, melainkan cuma 'genangan'," sahutnya seraya mengunggah foto banjir di bilangan Cipulir, Jakarta Selatan.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: