Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Industri Mulai Pulih, Belanja Iklan Alami Peningkatan 7% pada Semester I-2022

        Industri Mulai Pulih, Belanja Iklan Alami Peningkatan 7% pada Semester I-2022 Kredit Foto: Ubiklan
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Laporan Nielsen Ad Intel menunjukkan belanja iklan mencatat pertumbuhan hingga 7% pada semester I-2022 bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Adapun total belanja iklan mencapai Rp135 triliun berdasarkan gross rate card. Pertumbuhan tersebut mengindikasikan industri mulai mengalami pemulihan pascapandemi.

        Berdasarkan hasil laporan, TV masih mendominasi belanja iklan dengan porsi sebesar 79,2% dan total belanja iklan mencapai Rp107,5 triliun. Angka ini tumbuh 8% dari periode yang sama tahun sebleumnya.

        Kemudian, belanja iklan tertinggi berikutnya adalah saluran digital dengan persentase 15,2% dan nilai sebesar Rp20,5 triliun. Sementara media cetak dan radio mengalami kontraksi masing-masing sebesar 4,8% dan 0,3%.

        Baca Juga: UKM Simak! Ini Cara Ampuh Optimalkan Iklan Online sebagai Investasi untuk Return Optimal

        "Secara umum, peningkatan belanja iklan ini cukup menandakan optimisme pengiklan masih cukup tinggi untuk beriklan di tengah transisi ini. Khususnya saluran televisi dan digital yang masih dipercaya sebagai kanal yang efektif untuk mempromosikan produk ke publik," kata Hellen Katherina, Direktur Eksekutif Nielsen Indonesia, dalam keterangan tertulis yang diterima Warta Ekonomi, Kamis (11/8/2022).

        Hellen menambahkan, belanja iklan di kedua saluran tersebut didominasi oleh produk FMCG dan e-commerce. Produk FMCG sendiri banyak beriklan di saluran televisi, sementara e-commerce banyak beriklan di saluran digital.

        Di sisi lain, selama semester I-2022, kategori layanan daring menjadi pembelanja terbesar dengan total belanja iklan mencapai 69% atau sebesar Rp28,5 triliun. Kategori Hair Care berada di peringkat kedua dengan pertumbuhan 20% dan total belanja iklan sebesar Rp6,9 triliun.

        Secara umum, layanan daring, hair care, facial care, seasoning and condiments, dan government and political organization mengambil porsi sebesar 35% dari total angka belanja iklan.

        Pada periode yang sama, sejumlah kategori mengalami penurunan belanja iklan. Dua kategori dengan penurunan tertinggi adalah communication equipment dan health drink, keduanya turun masing-masing sebesar 28% dan 20%.

        Temuan lain dari laporan ialah peningkatan jumlah kreatif iklan sebesar 40% yang didominasi oleh iklan-iklan digital dengan masa tayang pendek. Laporan juga menemukan adanya penurunan pada jumlah produk baru pada periode tersebut, yakni sebesar 4.334 dari total 13.704 produk yang beriklan. Kategori leisure dan facial product menjadi yang mendominasi peluncuran iklan produk baru.

        "Semester pertama 2022 ini, bisa dikatakan, pengiklan sudah mulai menunjukkan rasa percaya diri untuk kembali beriklan. Hal ini menunjukkan bahwa industri mulai pulih pascapandemi. Namun, masih ada kehati-hatian untuk meluncurkan produk baru dan juga para pengiklan mulai menggunakan strategi kampanye yang lebih pendek untuk tema-tema tertentu," jelas Hellen.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Imamatul Silfia
        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: