Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Jejak Digital Refleksi Kepribadian di Dunia Nyata

        Jejak Digital Refleksi Kepribadian di Dunia Nyata Kredit Foto: Unsplash/Mimi Thian
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Perubahan gaya hidup menjadi serba digital menawarkan kenyamanan, kemudahan, hingga kecepatan dalam melakukan berbagai beraktivitas. Namun, kemajuan teknologi informasi juga menyimpan konsekuensi yang harus ditanggung, salah satunya adalah rekam jejak.

        Jejak digital merupakan jejak elektronik ditinggalkan ketika beraktivitas secara digital. Kata kunci pencarian yang dimasukkan ke Google, riwayat login akun media sosial, unggahan komentar di media sosial, dan foto yang diunggah ke media sosial. Data-data ini ditinggalkan di dunia digital secara tidak sadar maupun sadar.

        Baca Juga: Jaga Jejak Digital, Pikirkan Dampak Unggahanmu

        Ketua Prodi Ilmu Komunikasi SGU, ASPIKOM, MAFINDO, Loina Lalolo Krina Perangin-angin mengatakan, informasi digital bisa merefleksikan siapa kita di dunia nyata sehingga netizen harus berhati-hati karena informasi digital bersifaat permanen, mudah diduplikasi dan disebarluaskan, hingga sulit dilenyapkan sekalipun sudah terhapus.

        "Setiap apa yang dilakukan di internet meninggalkan bekas yang lama-kelamanaan menumpuk, tanpa kita sadari dan bisa saja digunakan penjahat untuk menipu pengguna, baik secara online maupun offline," kata Loina saat webinar Makin Cakap Digital 2022 untuk kelompok masyarakat di wilayah Kabupaten Jombang, Jawa Timur, pada Rabu (10/8/2022).

        Di Amerika Serikat, lanjut dia, 60 manajer tidak jadi memperkerjakan orang karena jejak digitalnya. Sementara 77 persen perekrut kerja memanfaatkan Google untuk mencari tahu calon pekerjanya.

        Pengguna internet di Indonesia pada tahun 2021 mengalami peningkatan, We Are Social mencatat kini pengguna internet di Indonesia mencapai 202,6 juta pengguna, di mana sebanyak 170 juta penggunanya menggunakan media sosial. Dapat dikatakan pengguna internet mencapai 61.8% dari total populasi Indonesia. 

        Menurut Survei Literasi Digital di Indonesia pada tahun 2021, Indeks atau skor Literasi Digital di Indonesia berada pada angka 3,49 dari skala 1-5. Skor tersebut menunjukkan bahwa tingkat literasi digital di Indonesia masih berada dalam kategori Sedang.

        Sebagai respons untuk menanggapi perkembangan TIK ini, Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi melakukan kolaborasi dan mencanangkan program Indonesia Makin Cakap Digital. Program ini didasarkan pada empat pilar utama literasi digital yakni Kemampuan Digital, Etika Digital, Budaya Digital, dan Keamanan Digital. Melalui program ini, 50 juta masyarakat ditargetkan akan mendapat literasi digital pada tahun 2024.

        Baca Juga: Ini Ciri Netizen yang Sudah Cakap Digital

        Webinar #MakinCakapDigital 2022 untuk kelompok masyarakat di wilayah Kabupaten Jombang, Jawa Timur merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Siber Kreasi. Kali ini hadir pembicara-pembicara yang ahli di bidangnya untuk berbagi terkait budaya digital antara lain Ketua Prodi Ilmu Komunikasi SGU, ASPIKOM, MAFINDO, Loina Lalolo Krina Perangin-angin. Kemudian Kabid Litbang RTIK Kab Blitar, Rohmad Ardianto, serta Ketua RTIK Tulungagung, Pegiat Berdesa, Praktisi Pendidikan Kabupaten Tulungagung, Lilik Yulianah, M.Pd.

        Untuk informasi lebih lanjut mengenai program Makin Cakap Digital 2022 hubungi info.literasidigital.id dan cari tahu lewat akun media sosial Siberkreasi, bisa klik ke Instagram @siberkreasi dan @literasidigitalkominfo.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Ayu Almas

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: