Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Setelah Beras, Jokowi Minta Indonesia Tidak Bergantung Jagung Impor Lagi

        Setelah Beras, Jokowi Minta Indonesia Tidak Bergantung Jagung Impor Lagi Kredit Foto: Antara/Adiwinata Solihin
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta jajarannya tidak berpuas diri dengan keberhasilan mencapai swasembada pangan khususnya beras.

        Presiden meminta agar tidak hanya bergantung pada satu komoditas saja yakni beras, tetapi juga meminta dilakukan diversifikasi pangan, termasuk pada tanaman sorgum yang saat ini dikembangkan di Waingapu, Nusa Tenggara Timur.

        “Harus kita mulai untuk jenis-jenis bahan pangan yang lainnya. Telah kita mulai kemarin di Waingapu sorgum, di NTT sorgum. Kemudian di beberapa provinsi jagung juga besar-besaran,” ujarnya.

        Melalui ekstensifikasi lahan pada tanaman sorgum, Presiden berharap Indonesia tidak lagi bergantung pada jagung impor, baik untuk bahan pangan maupun pakan ternak

        Dengan produksi jagung yang besar-besaran, lanjut Presiden, impor jagung dapat ditekan dari 3,5 juta ton menjadi 800 ribu ton.

        “Ini sebuah lompatan yang sangat besar sekali. Kita harapkan dengan terus-menerus kita konsentrasi ke sana insyaallah kita sudah tidak impor jagung lagi dalam dua-tiga tahun mendatang, seperti beras yang sudah tiga tahun kita tidak impor,” Ucap Jokowi.

        Sebelumnya Lembaga Internasional, Pusat penelitian beras dunia, International Rice Research Institute (IRRI) memberikan penghargaan terhadap Republik Indonesia yang selama tiga tahun terakhir mampu mencapai swasembada beras secara berturut-turut.

        IRRI menilai, Indonesia mencapai swasembada karena mampu memenuhi kebutuhan pangan pokok domestik dalam hal ini beras lebih dari 90%. Diketahui, produksi beras nasional dari tahun 2019 konsisten beradi di angka 31,3 juta ton sehingga berdasarkan hitungan BPS jumlah stok akhir di bulan April 2022 tertinggi di angka 10,2 juta ton.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Boyke P. Siregar
        Editor: Boyke P. Siregar

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: