Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Pidato Tahunan Puan Sarat Sindir Pemerintahan Jokowi

        Pidato Tahunan Puan Sarat Sindir Pemerintahan Jokowi Kredit Foto: Istimewa
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul M. Jamiluddin Ritonga menilai Pidato Ketua DPR RI Puan Maharani dalam Sidang Tahunan tampak agak berisi dan melaksanakan fungsi pengawasan DPR RI.

        "Disebut agak berisi karena pidato Puan kali ini lebih banyak yang layak kutip. Puan dalam pidatonya menyentuh substansi persoalan yang dihadapi masyarakat, termasuk mengenai BBM, infrastruktur, dan keterwakilan perempuan dalam berdemokrasi," kata Jamil

        Melalui pidato itu, Puan ingin memberi kesan bahwa dirinya punya kapasitas sebagai personal dan Ketua DPR RI. Kesan ini diperlukan agar nantinya ketika divalonkan menjadi capres, masyarakat akan menilainya sangat layak.

        Ia menilai sebagian isi pidato Puan tersebut juga dapat dipersepsi masyarakat sebagai bentuk sindiran terhadap Presiden Joko Widodo. Sindiran Puan kiranya menjadi bagian dari fungsi pengawasan yang dimiliki DPR RI.

        "Hanya saja, karena hal itu disampaikan di tahun politik, maka fungsi pengawasan yang dilakukan Puan dipersepsi hanyalah jualan politik. Puan ingin mengambil momen Sidang Tahunan menjadi ajang meningkatkan citra diri sebagai sosok pembela rakyat," tambahnya.

        Posisi seperti itu juga ingin ditanamkan dibenak masyarakat dengan mempersoalkan keterwakilan perempuan dalam berdemokrasi. Puan ingin dibenak masyarakat ia sebagai sosok pejuang perempuan.

        "Hal itu juga menegaskan keinginan Puan menjadi capres pada Pilpres 2024. Puan ingin memberi pesan, perempuan punya hak yang sama dengan laki-laki untuk dipilih dan memilih sebagai presiden," terangnya.

        "Puan berharap, dengan peringatan dini tersebut, kelak ia mencalonkan diri sebagai capres tidak ada lagi yang mempersoalkannya. Elite dan masyarakat tidak lagi mempersoalkan perempuan tidak layak menjadi presiden," tegasnya.

        Peringatan dini itu tampaknya sengaja disampaikan Puan, karena masih banyak yang menilai perempuan tak layak menjadi pemimpin. Sikap seperti itu masih banyak di tengah masyarakat, yang kalau tidak dingatkan sejak awal akan dapat menjadi penghalang bagi Puan menjadi capres.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Ferry Hidayat

        Bagikan Artikel: