Tak Ada Tempat Buat Perundungan, Bahkan di Dunia Digital Sekalipun!
Sebagian besar interaksi antar manusia berpindah ke online semenjak adanya internet. Namun tata kesopanan di dunia maya belum sepenuhnya dipahami para pengguna media digital. Melihat Digital Civility Indeks (DCI) masyarakat Indonesia yang masih dalam kategori sedang maka harus terus dilakukan edukasi mengenai literasi digital.
Apalagi We Are Social mencatat jumlah pengguna internet kini mencapai 204,7 juta atau 73,7 persen dari total populasi Indonesia. Merespons perkembangan Teknologi Informasi Komputer (TIK), Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi melakukan kolaborasi dan mencanangkan program Indonesia Makin Cakap Digital.
Baca Juga: Harus Waspada, Bongkar Hoax di Dunia Digital
Beberapa jenis perilaku warganet yang membuat skor DCI masih perlu diperbaiki adalah konten-konten negatif seperti penyebaran berita bohong dan ujaran kebencian. Penyebab etika bermedia sosial yang rendah netizen Indonesia antara lain juga akibat penetrasi internet yang sangat tinggi, pola komunikasi menggunakan media sosial untuk menyampaikan sikap, kondisi sosial ekonomi, respons rasa frustasi, dan karena rendahnya literasi digital.
"Yang sering terjadi perundungan atau cyberbullying seharusnya tidak dilakukan karena nantinya bisa memunculkan hukum pidana, jadi kekerasan yang sifatnya verbal ini jangan dilakukan," Wakil Rektor IV Institute Komunikasi dan Bisnis LSPR, Lestari Nurhajat saat webinar Makin Cakap Digital 2022 untuk kelompok pendidikan di wilayah DKI/Jakarta Banten, Senin (18/8/2022).
Namun jika mengalami perundungan, korban harus melaporkannya kepada orangtua dan guru di sekolah. Jangan sampai membiarkan adanya perilaku bullying yang diterima oleh teman, sebab cyberbullying, kata Lestari tidak boleh ditolelir. Adapun tindakan perundungan ini meliputi banyak bentuk, seperti doxing yang membagikan data personal seseorang ke dunia maya, cyberstalking mengintip memata-matai seseorang di dunia maya, serta ujaran kebencian dengan mengungkapkan ekspresi bertujuan menyakiti seseorang untuk membangkitkan permusuhan.
Webinar #MakinCakapDigital 2022 untuk kelompok pendidikan di wilayah DKI/Jakarta, Banten merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Siberkreasi.
Baca Juga: "Wajar Saja Beda Kubu", Dukung Anies Baswedan atau Prabowo Subianto? Begini Jawaban M Taufik!
Kali ini hadir pembicara-pembicara yang ahli dibidangnya antara lain Kepala Dinas Pendidikan Kota Tanggerang, Jamaluddin M dan serta Executive Assistant Young on Top, Chelen, serta Wakil Rektor IV Institute Komunikasi dan Bisnis LSPR, Lestari Nurhajati. Untuk informasi lebih lanjut mengenai program Makin Cakap Digital hubungi info.literasidigital.id dan cari tahu lewat akun instagram @Siberkreasi dan @literasidigitalkominfo.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar