Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Rahasia Gelap Twitter Dibongkar Mantan Karyawan, Elon Musk Bisa Menang di Pengadilan!

        Rahasia Gelap Twitter Dibongkar Mantan Karyawan, Elon Musk Bisa Menang di Pengadilan! Kredit Foto: Instagram/elonrmuskk
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pertarungan sengit antara Twitter dan Elon Musk memasuki babak baru. Mendadak muncul mantan kepala kemanan Twitter Peiter Zatko yang membeberkan bahwa Twitter menyesatkan regulator federal tentang risiko keamanan perusahaan. Zatko dapat memberi Elon Musk amunisi baru dalam upayanya untuk keluar dari pembelian perusahaan seharga USD44 miliar (Rp653 triliun).

        Sampai sekarang, pertikaian hukum Musk dengan Twitter berpusat pada klaim bahwa perusahaan itu menyesatkan miliarder tentang jumlah akun bot dan spam di platformnya.

        Melansir CNBC International di Jakarta, keluhan Zatko memberi Musk sudut pandang baru untuk dikejar dalam pertempuran hukumnya, seperti klaim bahwa Twitter gagal mengungkapkan kelemahan dalam keamanan dan privasi datanya.

        Baca Juga: Heboh Elon Musk Frustasi Marah-Marah ke Karyawan, Nah Lho Ada Apa?

        Alhasil, pengacara Musk, Alex Spiro dengan Quinn Emanuel Urquhart & Sullivan, mengatakan panggilan pengadilan telah dikeluarkan untuk Zatko.

        "Kami menemukan pintu keluarnya dan karyawan kunci lainnya penasaran dengan apa yang telah kami temukan," kata Spiro dalam sebuah pernyataan.

        Saham Twitter turun sekitar 5,9% pada akhir perdagangan di USD40,44 (Rp600 ribu) per saham.

        Sebagaimana diketahui, orang terkaya dunia, Elon Musk sempat ingin membeli Twitter dan mengakhiri perjanjian untuk membeli perusahaan itu seharga USD54,20 per saham.

        Namun, Musk menuduh Twitter telah curang salah mengartikan jumlah sebenarnya dari akun spam dan bot di platform media sosialnya, yang diperkirakan perusahaan sebesar 5% dalam pengajuan perusahaan. Musk mengatakan dia mengandalkan pengajuan itu ketika dia menawarkan untuk membeli perusahaan. Sejak itu, Twitter dan Musk saling menggugat.

        Klaim bahwa Twitter gagal mengungkapkan risiko keamanan dan privasi bisa lebih mudah dibuktikan Musk daripada tuduhan bahwa Twitter salah mengartikan jumlah akun spam.

        Untuk memenangkan klaim spam, Musk harus menunjukkan bahwa dia mengandalkan pengungkapan Twitter tentang akun spam.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Fajria Anindya Utami
        Editor: Fajria Anindya Utami

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: