Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Saat Barat Bersikap, ke Mana Larinya Penjualan BBM Rusia? Kini Semua Terkuak

        Saat Barat Bersikap, ke Mana Larinya Penjualan BBM Rusia? Kini Semua Terkuak Kredit Foto: Reuters/Anton Vaganov
        Warta Ekonomi, Moskow -

        Rusia mengekspor lebih banyak bahan bakar minyak (BBM) ke Asia saat sikap Barat teguh dengan sanksi-sanksinya. Moskow menggunakan transfer antarkapal untuk membangun kargo yang lebih besar untuk memenuhi pasar yang lebih jauh.

        Uni Eropa telah mengurangi impor produk minyak Rusia sejak Maret dan telah menyetujui larangan penuh mulai Februari 2023.

        Baca Juga: Ternyata Oh Ternyata! Suara Mayoritas Orang Amerika buat Ukraina di Luar Dugaan, Rusia Belum Terlambat buat Mundur Kok!

        Pada bulan Agustus, ekspor BBM dari Rusia ke Belanda dan Estonia turun menjadi nol dari 365.000 ton dan 170.000 ton, masing-masing, pada bulan Juli, data Refinitiv menunjukkan, dilansir Reuters.

        Sementara itu, pengiriman BBM dari pelabuhan Rusia ke Singapura dapat mencapai 350.000 ton bulan ini, setelah tidak ada pengiriman pada bulan Juni atau Juli.

        Sementara ekspor untuk ship-to-ship (STS) yang dimuat di pelabuhan Kalamata Yunani telah meningkat seperempatnya bulan ke bulan menjadi hampir 1 juta ton.

        Bulan lalu, sumber pasar mengatakan kepada Reuters bahwa Uni Eropa dapat melarang impor dan transit beberapa bahan bakar minyak dari Rusia sekitar enam bulan lebih cepat dari rencana --mulai 10 Agustus-- karena kandungan aromatiknya, yang dapat membuat produk tersebut terkena kode bea cukai 2707 yang diembargo.

        "Masalah dengan kode 2707 terlihat cukup nyata", kata seorang pedagang.

        Di Singapura, bahan bakar minyak dapat digunakan sebagai bahan bakar bunker, atau disimpan di supertanker kelas VLCC. Operasi STS memungkinkan kapal yang lebih besar untuk dimuat, membuat pengiriman ke Asia lebih murah, kata para pedagang.

        Sementara Amerika Serikat dan Uni Eropa menolak bahan bakar minyak dari Rusia, pasokannya ke Asia dan Timur Tengah, serta beberapa negara Afrika, meningkat.

        Arab Saudi, pengekspor minyak terbesar di dunia, lebih dari dua kali lipat jumlah bahan bakar minyak Rusia yang diimpor pada kuartal kedua untuk memasok pembangkit listrik untuk lonjakan musim panas di AC dan membebaskan minyak mentahnya sendiri untuk ekspor.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: