Baju Putri Candrawathi Acak-acakan, Ini Penyebab Ferdy Sambo Hilang Akal Hingga Tembak Brigadir J
Motif pembunuhan berencana yang dilakukan Ferdy Sambo kepada ajudannya, Brigadir J masih remang-remang.
Meskipun, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo telah menyebutkan ada perihal kesusilaan yang menjadi motif dalam penembakan Brigadir J.
Orang nomor satu di Korps Bhayangkara itu tidak membeberkan secara rinci, tindakan kesusilaan seperti apa yang terjadi.
Ia hanya mengatakan, Ferdy Sambo merancang pembunuhan itu setelah menerima laporan dari istrinya, Putri Candrawathi.
Baca Juga: Profil Susno Duadji: Mantan Kabareskrim yang Mengaku Diteror Usai Bedah Kasus Ferdy Sambo
"Saat ini kami sampaikan bahwa motif dipicu adanya laporan dari PC terkait dengan masalah-masalah kesusilaan," kata Jenderal Sigit dalam rapat dengar pendapat di Komisi III DPR, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (24/8).
Disisi lain kebenaran kronologi ini dikonfirmasi langsung oleh Anggota Fraksi PAN, Sudding.
Ia meminta Kapolri menjawab langsung, karena suatu peristiwa pidana tidak terlepas dari motif.
"Ada hubungan kausalitas," kata Sudding dalam forum yang disiarkan langsung melalui kanal DPR RI di YouTube.
Baca Juga: Pertama Kali Muncul Sejak Ditetapkan Sebagai Tersangka, Sidang Etik Ferdy Sambo Dijaga Ketat
Di awal rapat tersebut, Kapolri sudah menyampaikan paparan bahwa motif Irjen Ferdy Sambo merencanakan dan memerintahkan Bharada E melakukan penembakan terhadap Yosua akan diungkapkan di persidangan.
"Saya akan mengkonfirmasi, Pak Kapolri, benar atau tidak tentang motif ini?" lanjut mantan politikus Hanura itu.
Sarifuddin Sudding lantas membeberkan kronologi kejadian di Magelang yang diperoleh dari berbagai sumber dan diduga menjadi motif Ferdy Sambo menghabisi sang ajudan.
Baca Juga: Siapa Komjen Pol Ahmad Dofiri? Simak Profil Lengkap Pemimpin Sidang Etik Ferdy Sambo Ini
Sudding menuturkan pada 2 Juli 2022, rombongan yang terdiri dari Putri Candrawathi, Brigadir J, Brigadir RR, Kuat Maruf dan asisten rumah tangga bernama Susi berangkat dari Jakarta ke Magelang.
"Kemudian, tanggal 4 (Juli) ada kejadian, di mana Brigadir J atau pada siang hari, si Putri tidur di sofa ruang tamu, lalu datang Brigadir J ingin membopong. Katakanlah seperti itu, mengangkat Putri untuk masuk dalam kamar," tutur Sudding.
Pria kelahiran Palopo, Sulawesi Selatan itu menyebut kejadian tersebut dilihat oleh Kuat Maruf yang lantas membentak Brigadir J dan memintanya jangan menyentuh Putri sehingga Yosua mengurungkan niatnya.
Baca Juga: Lindungi Anak-anak Ferdy Sambo, Kak Seto Dituduh Pansos: Semua Anak di Mata Kami Sama
Lalu, pada 6 Juli, Ferdy Sambo menyusul ke Magelang karena ingin merayakan hari pernikahannya dengan Putri Candrawathi pada malam harinya.
Namun, pada Kamis, 7 Juli pagi, mantan kadiv Propam Polri itu sudah kembali lagi ke Jakarta.
Sudding menjelaskan pada Kamis sekitar pukul 17.30 WIB, terjadilah hal yang diduga menjadi pemicu kemarahan Ferdy Sambo dan menjadi motif pembunuhan Yosua.
"Saat itu, Brigadir J masuk ke dalam kamar Putri di lantai dua, dan keluar dari kamar, dilihat oleh Kuat. Mengendap-ngendap, lalu kemudian ditegur. Kenapa masuk ke kamar ibu? Kemudian (Yosua) lari," beber Sudding.
Pada saat itu pula Kuat mendengar Putri menangis di dalam kamar. Tangisan istri Ferdy Sambo itu juga didengar oleh Susi.
Baca Juga: Meski Sudah Ajukan Surat Pengunduran Diri, Irjen Ferdy Sambo Tetap Lalui Sidang Etik
Mereka lantas mengkonfirmasi apa yang sudah dialami Ny Sambo. Konon setelah itu, Kuat menyarankan kepada Putri agar melaporkan kejadian tersebut kepada Ferdy Sambo.
Malam harinya sekitar pukul 23.00 WIB, Putri sambil menangis melaporkan apa yang dialaminya Kamis sore itu kepada Sambo melalui telepon.
Yakni, kejadian yang dilihat oleh Kuat. Peristiwa lengkap akan dijelaskan saat mereka bertemu di Jakarta.
"Tidak kuat melihat ibu (Putri, red) dalam posisi menangis, pakaian acak-acakan, dan sebagainya, sambil menangis. Benar apa tidak tentang informasi itu? Tentang motif ini?" kata Sudding bertanya kepada Kapolri.
Masih menurut Sudding, pada Jumat, 8 Juli 2022 pagi, rombongan Putri berangkat dari Magelang ke Jakarta. Mereka tiba di rumah Jalan Saguling, Duren Tiga, Jakarta Selatan sore hari.
"Tiba di rumah Saguling, dikonfirmasi apa yang dialami oleh Ibu. Ternyata diceritakan semua apa yang dialami tanggal empat, lalu tanggal tujuh. Marahlah Ferdy Sambo, murka, hilang akal sehatnya, sebagai bintang dua," tutur Sudding.
Baca Juga: Siapa Komjen Pol Ahmad Dofiri? Simak Profil Lengkap Pemimpin Sidang Etik Ferdy Sambo Ini
Setelah itu, rombongan Putri dari Magelang diajak ke rumah dinas Ferdy Sambo di Duren Tiga, lokasi tewasnya Brigadir Yosua.
"Terjadilah pembunuhan ini, yang dilakukan oleh Richard (Bharada E, red) dan juga oleh Sambo, setelah merasa bahwa dia, harkat, martabat, kehormatan dan harga dirinya sebagai suami dilecehkan sedemikian rupa," ungkapnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Sabrina Mulia Rhamadanty
Tag Terkait: