Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Genjot Market Share, Bank Sinarmas Siap Dirikan Bank Umum Syariah Tahun Depan

        Genjot Market Share, Bank Sinarmas Siap Dirikan Bank Umum Syariah Tahun Depan Kredit Foto: Bank Sinarmas
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        PT Bank Sinarmas Tbk menyatakan siap melepaskan Unit Usaha Syariah (UUS) dari induknya (Spin Off) pada tahun 2023 mendatang menjadi Bank Umum Syariah (BUS).

        Hal ini sejalan dengan amanat Undang-Undang No. 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, di mana dalam UU tersebut ditetapkan Unit Usaha Syariah (UUS) yang dimiliki oleh Bank Umum Konvensional (BUK) harus melakukan spin-off (memisahkan diri dari induknya) selambat-lambatnya 15 tahun setelah penerbitan UU. Artinya, UUS harus terpisah dari induk BUK sebelum 2023 berakhir. Jika ini tidak dilakukan maka pemerintah melalui Otoritas Jasa Keuangan akan mencabut izin usahanya.

        Direktur UUS Bank Sinarmas, Halim mengatakan, pihaknya akan mendukung dan menunaikan amanah Undang-Undang RI nomor 21 tahun 2008 tentang perbankan syariah. Baca Juga: Mantap! Layanan Prioritas Bank Sinarmas Kini Hadir dalam Genggaman

        "Bahwa kami tetap akan melaksanakan spin off Unit Usaha Syariah kami menjadi Bank Umum Syariah. kami juga sudah menyampaikan dokumen-dokumen persyaratan terkait proses spin off kami kepada regulator dalam hal ini Otoritas Jasa Keuangan (OJK). kami berharap regulator akan memberikan dukungan dalam berbagai hal untuk proses spin off kami," ujar Halim kepada WE Finance di Jakarta, Rabu (24/8/2022).

        Seperti diketahui, saat ini market share perbankan syariah nasional baru sebesar 6,7%. Oleh karena itu, kata Halim, dengan menjadi lembaga perbankan syariah yang independen, Bank Sinarmas berharap akan membantu memperkuat dan meningkatkan market share perbankan syariah nasional.

        Halim bilang, kondisi pandemi Covid-19 tak menyurutkan niat Bank Sinarmas untuk melakukan spin off UUS-nya. Justru katanya, banyak peluang yang bisa diambil dengan adanya situasi pandemi ini.

        "Kami merasa yakin bahwa bisnis digital perbankan syariah akan dapat meningkatkan perekonomian syariah. Jadi kami tidak merasa terganggu dan kami malah mendapatkan banyak peluang untuk untuk ekspansi bisnis kami setelah spin off nanti," tukasnya.

        Kendati demikian, aksi korporasi ini bukanlah tanpa tantangan. Menurut Halim ada tiga tantangan yang harus dilalui untuk spin off UUS. Pertama tentu saja permodalan, sebab tanpa modal yang cukup tentu akan sulit bersaing dan mengembangkan potensi bisnis.

        Kedua adalah sumber daya manusia (SDM). Pasalnya untuk mandiri menjadi BUS, tentu memerlukan sumber daya manusia yang berpengalaman khusus terutama perbankan syariah.

        "Ketiga, infrastruktur dan strategi bisnis. Hal ini merupakan suatu penyesuaian baru saat beralih menjadi badan hukum sendiri atau Bank Umum Syariah, kita harus mengelola sesuatu yang baru dan terus bersinergi dengan Bank Induk," tambahnya. Baca Juga: Spin Off UUS, BTN Masih Pilah-Pilih Skema Pemisahan Terbaik

        Asal tahu saja, sampai dengan akhir semester I tahun 2022, UUS Bank Sinarmas mencatatkan kinerja yang memuaskan di mana total aset UUS Bank Sinarmas mencapai Rp7,2 Triliun dan mencatakan laba sebelum pajak sebesar Rp121 Miliar.

        "Untuk pembiayaan, saat ini sebesar Rp5,7 Triliun dan mengkontribusi 79% dari total aset. Total dana masyarakat yang dikelola berjumlah Rp6,6 Triliun dengan komposisi giro dan tabungan terhadap total dana adalah 27,02%," tutupnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Fajar Sulaiman
        Editor: Fajar Sulaiman

        Bagikan Artikel: