Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Dewi Fortuna di Pihak Zelenskiy: Dunia Nyaris Terhindar dari Bencana Nuklir Gara-gara...

        Dewi Fortuna di Pihak Zelenskiy: Dunia Nyaris Terhindar dari Bencana Nuklir Gara-gara... Kredit Foto: Reuters/Kementerian Pertahanan Rusia
        Warta Ekonomi, Kiev, Ukraina -

        Presiden Volodymyr Zelenskiy mengatakan dunia nyaris terhindar dari bencana radiasi karena jalur reguler terakhir yang memasok listrik ke pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia milik Rusia di Ukraina dipulihkan beberapa jam setelah terputus.

        "Jika staf stasiun kami tidak bereaksi setelah pemadaman, maka kami akan terpaksa mengatasi konsekuensi dari kecelakaan radiasi," katanya dalam pidato malam.

        Baca Juga: Skenario Bencana Nuklir PLTN Zaporizhzhia Sampai Bikin Paus Fransiskus Bersuara

        Dia mengatakan generator diesel cadangan memastikan pasokan listrik dan menjaga pabrik tetap aman.

        "Rusia telah menempatkan Ukraina dan semua orang Eropa dalam situasi selangkah lagi dari bencana radiasi," ujarnya.

        Pejabat Badan Energi Atom Internasional (IAEA) harus diberikan akses ke situs dalam beberapa hari, katanya, "sebelum penjajah membawa situasi ke titik tidak bisa kembali."

        Perusahaan nuklir negara Ukraina Energoatom mengatakan itu adalah pemutusan total pertama dalam sejarah pabrik. Listrik digunakan untuk sistem pendinginan dan keamanan.

        Rusia, yang menginvasi Ukraina pada Februari, merebut pabrik itu pada Maret dan telah mengendalikannya sejak itu, meskipun teknisi Ukraina masih mengoperasikannya.

        Rusia dan Ukraina telah saling menuduh menembaki situs tersebut, memicu kekhawatiran akan bencana nuklir.

        Menulis di Telegram, Vladimir Rogov, seorang pejabat yang ditunjuk Rusia di kota Enerhodar yang diduduki dekat pabrik, mengatakan foto satelit menunjukkan hutan setempat terbakar. Dia mengatakan kota-kota di daerah itu kehilangan listrik selama beberapa jam pada hari Kamis.

        "Ini disebabkan oleh pemutusan saluran listrik dari pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia sebagai akibat provokasi oleh para pejuang Zelenskiy," tulis Rogov.

        "Pemutusan itu sendiri dipicu oleh kebakaran dan korsleting pada saluran listrik," tambahnya.

        Para ahli nuklir telah memperingatkan risiko kerusakan pada kolam bahan bakar nuklir bekas atau reaktornya. Pemotongan daya yang dibutuhkan untuk mendinginkan kolam dapat menyebabkan kehancuran yang menghancurkan.

        PBB sedang mencari akses ke pabrik dan telah menyerukan agar daerah itu didemiliterisasi. Pejabat IAEA "sangat, sangat dekat" untuk dapat mengunjungi Zaporizhzhia, kata Direktur Jenderal IAEA Rafael Grossi pada hari Kamis.

        Menteri energi Ukraina mengatakan pejabat badan dapat melakukan perjalanan ke pabrik dalam beberapa hari mendatang.

        "Pasti paling lambat awal September," kata Galushchenko dari Jerman kepada Reuters di Kyiv.

        Saat perang memasuki bulan ketujuh, Rusia mengatakan pasukannya telah menyerang sebuah stasiun kereta api di Ukraina timur pada Rabu, membenarkan serangan yang menurut Kyiv menewaskan 25 warga sipil saat negara itu memperingati Hari Kemerdekaannya.

        Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan sebuah rudal Iskander menghantam sebuah kereta militer di stasiun Chaplyne yang akan mengirimkan senjata ke pasukan Ukraina di wilayah Donbas timur.

        Para pejabat Ukraina mengatakan 21 orang tewas ketika stasiun itu ditabrak dan lima gerbong kereta terbakar, dan seorang anak laki-laki tewas ketika sebuah rudal menghantam rumahnya di dekatnya.

        Korban tewas naik menjadi 25 pada hari Kamis setelah tiga mayat lagi diambil dari puing-puing, kata para pejabat.

        Kementerian pertahanan Rusia mengatakan 200 personel militer Ukraina tewas dalam serangan itu.

        Moskow membantah menargetkan warga sipil dan mengatakan infrastruktur kereta api adalah target yang sah karena berfungsi untuk memasok Ukraina dengan senjata Barat.

        Reuters tidak dapat memverifikasi laporan secara independen.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: