Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Bebas Berekspresi namun Tetap Menghargai Perbedaan Pendapat

        Bebas Berekspresi namun Tetap Menghargai Perbedaan Pendapat Kredit Foto: Unsplash/Gilles Lambert
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Fenomena baru terjadi di dunia digital, salah satunya menghasilkan sikap dari generasi muda di mana wawasan kebangsaannya makin pudar. Selain itu, masyarakat Indonesia yang dikenal dengan pribadi sopan santun, namun di dunia digital menipis. Bahkan Warganet Indonesia mendapatkan predikat paling tidak sopan se-Asia Tenggara dari survei Digital Civility Indeks (DCI) versi Microsoft. 

        Budaya Indonesia mulai redup, panggung-panggung mulai diisi budaya asing. Selanjutnya di ruang digital penggunanya mulai bingung untuk membedakan mana yang merupakan hal-hak digital mana kebebasan berekspresi. Fenomena ini juga berkaitan dengan toleransi, dan kita lupa bahwa ada namanya batasan privasi sehingga tidak semua seluk-beluk pribadi orang bisa kita ulik di dunia digital. Terkait hal itu, ada juga permasalahan pelanggaran hak cipta dan karya intelektual.

        Baca Juga: Kenali Etika Sopan Santun Berkomunikasi di Ranah Publik dan Privat

        "Kita perlu menghayati dan mendalami bahwa bangsa Indonesia punya budaya dan nilai-nilai Pancasila yang tidak hanya di kehidupan nyata saja perlu diterapkan tetapi juga di dunia digital," kata Dosen Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Al-Azhar Indonesia, Cut Meutia Karolina saat webinar Makin Cakap Digital 2022 untuk kelompok pendidikan di wilayah DKI/Jakarta Banten, Selasa (23/8/2022). 

        Ia mengingatkan bahwa setiap pengguna media digital memiliki kebebasan berekspresi namun tetap perlu menghargai perbedaan pendapat dan tetap menerapkan etika sopan santun di dunia digital. Perilaku di dunia digital juga seharusnya tidak berbeda dengan dunia nyata yang menjunjung tinggi tata nilai kesopanan. Seperti bicara kasar, ujaran kebencian, perilaku bullying, tidak bisa dilakukan di dunia nyata dan digital. 

        Merespons perkembangan Teknologi Informasi Komputer (TIK), Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi melakukan kolaborasi dan mencanangkan program Indonesia Makin Cakap Digital. Program ini didasarkan pada empat pilar utama literasi digital yakni Kemampuan Digital, Etika Digital, Budaya Digital, dan Keamanan Digital. Melalui program ini, 50 juta masyarakat ditargetkan akan mendapat literasi digital pada tahun 2024.

        Baca Juga: Sopan Santun Berinternet Bagian dari Pemahaman Kebhinnekaan

        Webinar #MakinCakapDigital 2022 untuk kelompok pendidikan di wilayah DKI/Jakarta, Banten merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Siberkreasi. 

        Kali ini hadir pembicara-pembicara yang ahli di bidangnya antara lain Instruktur Edukasi4ID Tanzela Azizi, Instruktur Edukasi4ID, Dedih Sofian, serta Dosen Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Al-Azhar Indonesia, Cut Meutia Karolina. Untuk informasi lebih lanjut mengenai program Makin Cakap Digital hubungi info.literasidigital.id dan cari tahu lewat akun media sosial Siberkreasi.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Ayu Almas

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: