Masa Jabatan Anies Baswedan Sebagai Gubernur DKI Jakarta Segera Tuntas, Denny Siregar Teriak Lagi Politik Identitas

Masa jabatan Anies Baswedan sebagai Gubernur DKI Jakarta akan segera berakhir.

Hal ini tentu jadi sorotan publik baik bagi pihak yang menganggap Anies adalah sosok yang berhasil selama 5 tahun dengan sejumlah prestasi yang ditorehkannya, ataupun pihak yang memang selalu ambilposisi kontra terhadap Anies.

Bagi pihak yang kontra dengan Anies biasanya selalu mengaitkan dengan kekalahan Ahok di 2017, termasuk dalam kelompok ini adalah Denny Siregar.

Habisnya masa jabata Anies menurut Denny adalah hal yang menyedihkan dan mengembirakan.

“Ini termasuk berita penting, yang menggembirakan sekaligus menyedihkan,” ujar Denny melalui Cokro TV dikutip Kamis (1/9/22).

Baca Juga: Anies Baswedan Tutup Holywings dan Resmikan Gapura Chinatown Glodok, Rocky Gerung: Kemampuan Seorang Pemimpin untuk Membaca Masa Depan

Yang Denny maksud dengan kebahagiaan adalah berakhirnya kesedihan dari sakit hari atas kemenangan Anies yang dia anggap menang akibat politik identitas. Dan “kesedihan” menurut Denny karena Anies dianggap penghibur dengan kebijakaan aneh menurutnya akan segera selesai.

Sebagaimana diketahui, Ahok saat pilkada 2017 lalu terseret kasus penistaan agama akibat ucapannya menganai surat Al Maidah. Sejumlah pihak menuding Anies memanfaatkan hal ini.

“Anies menang karea menggunakan masjid, sebagai ‘benteng penyerangan’ untuk memenangkan pertandingan,” lanjutnya.

Kekalahan Ahok dan pidato kemenangan Anies Baswedan 5 tahun lalu pun masih diungkit oleh Denny.

Baca Juga: Analisis Rocky Gerung Nggak Main-main: Sekali Bu Megawati Bilang Tidak, Ganjar Pranowo Nggak Bakal Dapat Suara!

Menurutnya hal tersebut adalah bukti bahwa Anies adalah bapak politik identitas.

“Itulah kenapa gelar bapak politik identitas begitu melekat padanya,” tambahnya.

Sejumlah kebijakan atau kinerja Anies yang notabene mengayomi umat beragama dan multikultural pun tak dipedulikan oleh Denny.

Sebagaimana diketahui, Anies banyak melakukan gebrakan keberagaman, yang terbaru adalah meresmikan gapura Chinatown glodok sebagai representasi eksistensi keturunan tionghoa yang ada di jakarta.