PT PLN (Persero) berkolaborasi dengan sektor industri pertambangan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional. Melalui Penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) dengan PT Bintan Alumina Indonesia (BAI), PLN akan memasok listrik untuk ekplorasi aluminium di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Galang Batang, Kepulauan Riau.
Direktur Bisnis Regional Sumatera dan Kalimantan PLN Adi Lumakso mengatakan MoU ini adalah komitmen PLN untuk menyokong sektor industri, khususnya pertambangan. Seiring dengan meredanya pandemi, ia berharap sinergi pemerintah-swasta ini mampu membangkitkan perekonomian masyarakat.
Baca Juga: PLN Gandeng IHI Jepang Gunakan Amonia untuk Co-firing PLTU
"MoU PLN-PT BAI ini dalam rangka menyiapkan energi listrik untuk industri pertambangan aluminium. PLN berkomitmen untuk menyediakan energi yang cukup untuk bisa mengembangkan sektor perindustrian. Harapannya, bisa memacu pertumbuhan ekonomi secara nasional," ujar Adi dalam keterangan tertulis yang diterima, Sabtu (3/9/2022).
Adi menjelaskan, dalam kerja sama ini, PLN akan menyediakan daya listrik sebesar 1.300 megawatt (MW) untuk PT BAI hingga tahun 2050. Pasokannya akan dilakukan secara bertahap, yakni 300 MW di tahun 2026, 500 MW di tahun 2027, dan 1.300 MW di tahun 2029-2050.
Dalam penyediaan tersebut PLN akan mengedepankan pasokan daya dari pembangkit berbasis energi baru terbarukan (EBT) yang potensinya sangat besar di Sumatera.
Baca Juga: Wujudkan Industri Hijau, PLN Serahkan 800 Unit REC ke Danone
"Saat ini pasokan listrik PLN untuk wilayah Sumatera sudah mumpuni dengan surplus daya sebesar 1.710 MW. Seiring bertambahnya kapasitas pembangkit EBT pada tahun 2026, akan tersedia cukup daya yang bisa diserap oleh kalangan pertambangan di Sumatera," ujarnya.
Direktur Utama PT BAI Santoni menyambut baik penandatanganan nota kesepahaman ini karena akan banyak membantu industri pemanfaatan aluminium di KEK Galang Batang. Khususnya untuk PT BAI yang akan membangun smelter aluminium dengan kapasitas produksi 250 ribu ton aluminium per tahun.
"Kerja sama ini akan saling menguntungkan. Industri aluminium dan turunannya membutuhkan energi listrik yang besar. Khusus untuk KEK Galang Batang, kami akan membutuhkan dalam waktu dekat ini sebesar 2.850 MW," ujar Santoni.
Santoni mengatakan dalam penyediaan energi listrik, PT BAI akan mengikuti ketentuan pemerintah untuk menggunakan listrik berbasis EBT sehingga MoU dengan PLN ini menjadi alternatif penyediaan EBT untuk PT BAI.
Baca Juga: ITS Kembangkan Ekosistem Kendaraan Listrik, PLN UID Jatim Siapkan Dana
"Harapannya melalui MoU ini PLN bisa memberikan pasokan listrik yang andal dan ekonomis. Kiranya realisasi kerja sama ini dapat membangun smelter yang produktif demi hilirisasi industri turunan aluminium dan aneka industri lain yang akan hadir di KEK Galang Batang," ujarnya.
General Manager PLN Unit Induk Wilayah Riau dan Kepri Agung Murdifi menganggap momentum ini menjadi kesempatan kedua belah pihak meningkatkan pasokan dan penggunaan EBT di sektor industri.
Sebagaimana diketahui, hingga Juli 2022, bauran EBT PLN untuk wilayah Sumatera sebesar 27,94 persen atau setara dengan 2.427 MW dengan mayoritas menggunakan energi Air (PLTA).
Baca Juga: SPKLU PLN akan Masifkan Pemakaian Kendaraan Listrik
"Nota kesepahaman ini menjadi bukti bahwa PT BAI sangat berkomitmen untuk suplai listrik industri dari EBT. Hal ini sesuai dengan ketetapan pemerintah untuk mencapai 23 persen bauran EBT di tahun 2025. Komitmen untuk energi bersih ini tentu menjadi kewajiban kita bersama," tutup Agung.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Djati Waluyo
Editor: Ayu Almas
Tag Terkait: