Presiden Joko Widodo (Jokowi) resmi menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi pada Sabtu (3/9) kemarin. Tercatat, BBM setidaknya mengalami kenaikan sebanyak 7 kali selama era Jokowi menjadi Presiden sejak 2014.
Menanggapi hal itu, aktivis Papua Natalius Pigai pun mengaku tidak heran. Menurutnya, kenaikan harga BBM bersubsidi tersebut sesuai dengan harapan para pendukung Jokowi karena telah memilih Jokowi pada dua periode pemilihan.
Baca Juga: Soroti Kenaikan Harga BBM, PPP Minta Pemerintah Siapkan Kebijakan yang Memihak Rakyat Kecil
"Saya kira kenaikan harga BBM hari ini sesuai dengan harapan pemilih, pendukung, dan buzzer Ir. Joko Widodo," ujar Natalius dikutip dari unggahan twitternya, @NataliusPigai2, Minggu (4/9/2022).
Tambah Natalius, jadi bisa dimaklumi jika mereka sambut positif, gembira, dan diuntungkan. Yang dirugikan adalah yang oposisi dan rakyat yang tidak tahu-menahu.
Sedikit ke belakang pada 2014-2016. Jokowi 7 kali mengubah harga BBM bersubsidi. Premium tercatat 4 kali mengalami kenaikan harga dan 3 kali mengalami penurunan harga.
Berbeda, Solar mengalami 2 kali kenaikan harga, sementara telah 5 kali mengalami penurunan harga. Pada awal Jokowi menjabat, harga premium dipatok Rp6.500 per liter, kemudian naik menjadi Rp8.500 per liter pada November 2014. Tak lama, pada 1 Januari 2015, Jokowi menurunkan harga Premium menjadi Rp7.600 per liter.
Sekitar 2 pekan berselang, Jokowi kembali menurunkan harga premium menjadi Rp6.600 per liter. Namun, pada Maret 2015, kembali dinaikkan menjadi Rp6.900 per liter. Di penghujung bulan yang sama, Jokowi juga menaikkan lagi harga premium ke Rp7.300 per liter.
Berselang cukup lama, harga Premium diturunkan menjadi Rp6.950 di tahun 2016. Kemudian, turun lagi menjadi Rp6.450 per liter pada April 2016.
Berbeda dengan Solar, diawal menjabat, harganya sebesar Rp5.500, kemudian naik menjadi Rp7.500 per liter, dan turun lagi menjadi Rp7.250 per liter.
Lalu, Jokowi menurunkan lagi menjadi Rp6.400 per liter, dan naik menjadi Rp6.900 per liter. Menuju penghujung 2015, Jokowi menurunkan lagi harga Solar menjadi Rp6.700 per liter, dan turun lagi menjadi Rp5.650 per liter di awal 2016. Lalu, kembali turun menjadi Rp5.150 per liter di pertengahan 2016.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: