Pemerintah Kota Bogor siap mengendalikan harga pangan melalui kerja sama dengan berbagai pihak guna menekan potensi inflasi atau kenaikan harga barang dan jasa secara umum agar tidak melonjak.
Penegasan ini disampaikan Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto, kemarin. Dia akan menyosialisasikan alasan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dan upaya untuk menstabilkan harga-harga pangan.
“Kami juga akan konsolidasi untuk memonitor stabilitas bahan pokok, jalur distribusi, produksi, dan bahan pokok. Jadi kalau ada kecenderungan naik, akan dilakukan langkah-langkah cepat,” kata Bima.
Bima menyampaikan selain memonitor harga pangan, Pemkot juga akan mengintensifkan gerakan pangan seperti menanam komoditas yang bisa menstabilkan harga atau mengurangi inflasi.
Di beberapa daerah inflasi naik tinggi karena harga komoditas tidak terkontrol seperti cabai. Bogor lanjut Bima akan memonitor secara bersama-sama serta melakukan langkah-langkah proaktif untuk mendorong kegiatan ketahanan pangan sembari memastikan bahwa harga stabil semua.
“Kami juga siap menjalankan instruksi mendagri terkait alokasi dana daerah untuk memberikan bantuan kepada masyarakat terdampak kenaikan harga BBM,” ujar Bima.
Baca Juga: Waspadai Bahaya Krisis Pangan, Diversifikasi Sumber Pangan Lokal Perlu Ditingkatkan
Untuk dana BTT Pemkot Bogor belum menentukan jumlah anggaran dan warga yang dapat menerima. Selain itu, dana DAU telah ditetapkan 4,6 miliar dari sisa tiga bulan berjalan bagi sopir angkutan umum kota, ojek online, dan UMKM.
Kepala Dinas Koperasi, UMKM, Perdagangan dan Perindustrian, Ganjar Gunawan, menambahkan hingga kini, harga pangan masih terkendali. Harga telur ayam ras yang beberapa pekan lalu sempat mencapai Rp32 ribu per kilogram, kini berangsur turun menjadi Rp30 ribu hingga Rp29 ribu per kilogram
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Boyke P. Siregar
Tag Terkait: