Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Suharso Monoarfa Dilengserkan, Mardiono Diangkat Jadi Plt Ketua Umum PPP, Pengamat: Bisa Disebut Sabotase!

        Suharso Monoarfa Dilengserkan, Mardiono Diangkat Jadi Plt Ketua Umum PPP, Pengamat: Bisa Disebut Sabotase! Kredit Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Gejolak internal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) memuncak di Mukernas Partai, hasil dari Mukernas tersebut adalah Suharso Monoarfa dinyatakan lengser dari jabatannya sebagai Ketua Umum.

        Bersamaan dengan dilengserkannya Suharso Monoarfa ini, Muhammad Mardiono ditunjuk sebagai Plt. Ketua Umum.

        Mengenai gejolak PPP yang mengakibatkan Suharso lengser dari jabatanya sebagai Ketua Umum PPP ini, Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah angkat suara.

        Menurut pengamat politik itu, apa yang terjadi dengan diangkatnya Mardiono menggeser Suharso adalah sesuatu yang keliru dalam hal perpolitikan.

        "Etika berpolitiknya sudah keliru. Bahkan bisa disebut sebagai sabotase, manufer ataupun kudeta," ujar Dedi ketika dihubungi wartawan dari media ini, Kamis (8/9/22).

        Baca Juga: Yang Nggak Suka Anies Baswedan Jangan Kelojotan! Diteriakin 'Bapak Politik Identitas', Perwakilan Gereja Jakarta: Anies Bapak Kesetaraan

        Dedi juga menyoroti beberapa alasan yang dituduhkan ke Suharso yang dituding mengakibatkan dampak buruk ke PPP sehingga mau tak mau Suharso harus lengser.

        Menurut Dedi hal itu tidak menghormati Suharso sebagai ketua umum partai. Justriu Menurut Dedi, Suharso dinilai berhasil dalam memimpin PPP.

        “Alasan yang digunakan juga tidak baik dan sama saja tidak menghormati hak dari Ketua Umum (Suharso). Padahal, Suharso harus dinilai berhasil. Sebab dia, punya kontribusi, andil besar dalam memimpin PPP. Contohnya saja, dia mendapatkan porsi yang tinggi atau posisi yang baik di pemerintahan (Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Pembangunan Perencanaan Nasional (Bappenas). Posisi ini tidak mudah didapat, untuk itu harus dihormati," sambungnya.

        Atas dasar itu Dedi menyebut pelantikan Mardiono sebagai ketua umum PPP mendobrak norma-norma yang ada terlebih struktur kepengurusan yang telah didaftarkan ke KPU terkait Pemilu 2024 masih atas nama Suharso.

        "Ini bukan cara PPP yang terhormat dan kita ketahui lebih mengutamakan musyawarah. Tentu akan membuat simpatisan Suharso untuk bergerak ke arah perlawanan. Tentu tidak baik untuk PPP yang punya pekerjaan rumah berat dalam menatap 2024," katanya.

        "Apalagi tidak ada bukti kuat atau alasan untuk menggantikan Suharso. Kalau alasannya hanya soal kegaduhan, ketua umum terdahulu juga demikian, tetapi faktanya mereka tidak sampai dibuat seperti ini. Kecuali dia (Suharso) terbukti kriminal seperti Romy (Muhammad Romahurmuziy), maka bisa diambil tindakan seperti pemecatan," tambahnya.

        Tegaskan Masih Ketum PPP

        Baca Juga: Heboh Kabar Peserta Deklarasi Ganjar Pranowo Presiden di Bone Kecewa Isi Amplop Tak Sesuai Kesepakatan, Refly Harun: Haduh…

        Suharso Monoarfa menegaskan dirinya masih sebagai Ketua Umum PPP.Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) ini mengaku menolak hasil Mukernas) di Banten yang memutuskan memberhentikan dirinya.

        Pernyataan itu disampaikan Suharso Monoarfa pada video di acara workshop DPRD PPP se-Indonesia, Hotel Red Top Pecenongan, Jakarta, Selasa (6/9/2022).

        "Saya adalah Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan. Apa yang telah dikembangkan adalah tidak benar," ujar Suharso dikutip dalam sebuah video, Selasa (6/9/2022).

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Bayu Muhardianto

        Bagikan Artikel: