Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menyiapkan beberapa langkah atau kebijakan dalam menyikapi kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang berdampak signifikan terhadap sektor pariwisata dan ekonomi kreatif mengingat mobilitas manusia menjadi indikator utama pariwisata.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno menjelaskan kenaikan harga BBM hingga 30% ini akan menyebabkan potensi kenaikan harga pada industri pariwisata dan pendukungnya, seperti transportasi, akomodasi, dan jasa penyedia makan minum.
Baca Juga: Menparekraf Dukung Tim R2045 Indonesia Robotic dalam “First Global Challenge 2022” di Jenewa Swiss
Menurutnya, kenaikan BBM kali ini berpotensi membuat wisatawan yang tetap memiliki daya beli berwisata akan lebih menekan pengeluarannya saat berwisata, diperkirakan kurang lebih sekitar 10%.
Menyikapi hal ini, Kemenparekraf mengeluarkan tiga kebijakan, seperti bantuan bimbingan teknis dan pendampingan bagi pelaku usaha pariwisata dan ekonomi kreatif pada level kecil dan juga mikro agar bisa mengelola biaya operasionalnya lebih baik. Selain itu, mendorong wisata minat khusus yang berpotensi mengurangi konsumsi BBM baik secara langsung maupun tidak langsung, seperti sport tourism, wisata gowes, dan lari atau maraton.
Secara jangka panjang, industri pariwisata dan ekonomi kreatif harus mulai shifting secara konsisten pada pengembangan sumber energi terbarukan, sesuai dengan konsep pengembangan pariwisata berkelanjutan.
Baca Juga: Sandiaga Uno Ground Breaking Pembangunan Masjid Rihlatul Jannah Kemenparekraf
"Bagaimana mereka mengurangi penggunaan dari energi fosil yang sekarang harganya meningkat, tapi mulai menggunakan energi surya, energi listrik, maupun energi sumber daya baru yang banyak ditemui di destinasi wisata. Jadi itu yang menjadi fokus kita tiga hal, mudah-mudahan ini bisa membantu sektor wisata terutama pariwisata domestik maupun produk ekonomi kreatif dalam menyikapi meningkatnya harga BBM," katanya di Jakarta, Selasa (13/9/2022).
Di sisi lain, perkembangan digital nomad menunjukkan peningkatan yang positif. Berdasarkan data Imigrasi, jumlah wisatawan yang menggunakan visa kunjungan dengan tujuan sosial budaya ke Indonesia pada periode Januari – Agustus 2022 mencapai 3.017 wisatawan terutama dari tiga negara terbanyak yakni Rusia, Amerika Serikat, dan Inggris.
Menurut kajian Kemenparekraf, Canggu, Bali merupakan wilayah dengan jumlah digital nomad terbesar di Bali, dan saat ini sudah terjadi penyebaran hingga ke Jimbaran dan Uluwatu.
Adapun, tiga besar pasar digital nomad ke Bali adalah Russia, Inggris, dan Jerman serta negara-negara pecahan Uni Soviet/Commonwealth of Independent States (CIS) seperti Ukraina, Kazakstan, dan Uzbekhistan.
Baca Juga: Industri Hotel dan UMKM Labuan Bajo Sepakat Saling Perkuat Rantai Pasok Sektor Parekraf
Saat ini, wisatawan digital nomad dapat masuk ke Indonesia menggunakan visa dengan tujuan sosial budaya (B211) yang eligible untuk seluruh negara. Visa ini berlaku selama 60 hari/2 bulan (biaya Rp1,5 juta) dan dapat diperpanjang hingga total maksimal 180 hari/6 bulan (biaya Rp6 juta).
Menparekraf Sandiaga berpesan agar informasi positif ini dapat disebarluaskan, guna mendongkrak peningkatan ekonomi di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif dengan target pasar digital nomad.
"Presiden mengajak kita semua untuk mengubah pola pikir kita agar kita bukan hanya mengatur dan mengontrol, tapi harus melayani agar kunjungan wisatawan semakin tinggi, yang berkualitas, yang memiliki potensi untuk berinvestasi, membuka peluang usaha dan lapangan kerja dan juga membawa teknologi terkini dalam bentuk teknologi transfer," kata Menparekraf.
Baca Juga: Menparekraf: Program AKI Tingkatkan Omzet Produk Ekraf di Ambon
"Saya juga ditugasi oleh Presiden untuk jemput bola ke beberapa lokasi seperti Singapura, Malaysia, dan Eropa dalam beberapa bulan ke depan untuk menemui calon-calon para digital nomad yang akan melakukan kunjungan wisatawan baik melalui B12 (Visa Kunjungan Beberapa Kali Perjalanan) atau melalui jenis second home visa untuk lebih jangka panjang. Ini akan kita fasilitasi dan harapannya nanti akan ada transformasi dari ekonomi kita, semakin terbukanya peluang usaha dan lapangan kerja bagi masyarakat," jelasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
Editor: Ayu Almas
Tag Terkait: