Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Bos Binance Buka Suara soal Transisi Ethereum, Bagaimana Kedepannya?

        Bos Binance Buka Suara soal Transisi Ethereum, Bagaimana Kedepannya? Kredit Foto: Reuters/Darrin Zammit Lupi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        CEO pertukaran crypto Binance, Changpeng Zhao mengatakan transisi Ethereum (ETH) ke mekanisme konsensus proof-of-stake (PoS) adalah kemajuan ke arah yang benar, itu tidak “earth-moving.”

        Zhao mengatakan dalam wawancara Crypto Banter bahwa perubahan revolusioner yang dapat dilakukan Ethereum adalah menurunkan biaya transaksi dan meningkatkan skalabilitas melalui sharding.

        “Saya pikir [transisi Ethereum ke PoS] sangat penting. Tapi menurut saya itu bukan perubahan mendasar. Ada blockchain lain yang sudah menjadi PoS. Ada blockchain lain yang mempertaruhkan, deflasi. Saya pikir semua ini penting, meski tidak seperti earth-moving. Tapi itu pasti kemajuan ke arah yang benar," ujar Zhao, mengutip Daily Hodl di Jakarta, Rabu (21/9/22).

        Baca Juga: Miliarder AS Wanti-Wanti The Fed Jika Naikkan Suku Bunga 100 Basis Poin, Ini yang Akan Terjadi!

        "Saya pikir apa yang akan terjadi ketika earth-moving adalah saat biaya turun, ketika sharding masuk dan kapan mereka bisa ditayangkan dengan sharding. Itu masalah yang jauh lebih sulit untuk dipecahkan.” lanjut Zhao.

        Untuk diketahui, sharding adalah proses memecah infrastruktur Ethereum menjadi bagian-bagian yang lebih kecil yang disebut pecahan dalam upaya untuk mendistribusikan beban dan meningkatkan skalabilitas blockchain.

        CEO Binance juga mengomentari mekanisme konsensus proof-of-work (PoW) yang saat ini digunakan Bitcoin (BTC). Menurut Zhao, ada banyak informasi yang salah dan kesalahpahaman seputar model PoW.

        Terlebih, banyak yang mengatakan bahwa Bitcoin menggunakan terlalu banyak energi. Padahal, menurut Zhao, jumlah penggunakan energi pada bank masih lebih tinggi dari Bitcoin.

        "Itu hanya karena kita dapat mengukur jumlah energi yang digunakan Bitcoin. Tetapi jika Anda mencoba mengukur jumlah penggunaan bank energi, gedung-gedung di pusat kota untuk mengelola aset triliunan dolar, tidak ada cara lain yang lebih efisien," pungkas Zhao.

        "Bank menghabiskan lebih banyak energi untuk listrik saja. Dan kemudian mereka harus memiliki semua bangunan ini, semua truk yang memindahkan emas atau penjaga keamanan. Dan mereka mempekerjakan semua orang ini. Biaya yang mereka gunakan untuk mengelola aset-aset itu jauh lebih tinggi daripada Bitcoin."

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Fajria Anindya Utami
        Editor: Fajria Anindya Utami

        Bagikan Artikel: