Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Miliarder AS Wanti-Wanti The Fed Jika Naikkan Suku Bunga 100 Basis Poin, Ini yang Akan Terjadi!

Miliarder AS Wanti-Wanti The Fed Jika Naikkan Suku Bunga 100 Basis Poin, Ini yang Akan Terjadi! Kredit Foto: Financial Times
Warta Ekonomi, Jakarta -

Co-founder Carlyle Group, miliarder David Rubenstein mengungkap kekhawatirannya jika Federal Reserve menaikkan suku bunga 100 basis poin. Menurutnya, mereka akan menunjukkan bahwa inflasi akan datang jauh lebih buruk dan akan lebih lanjut menekan pasar.

"Jika mereka menaikkan ke 100 basis poin, saya pikir itu akan mengejutkan pasar. Saya tahu beberapa persentase orang di pasar, 14% atau lebih, pikir itu mungkin 100 basis poin, tapi saya pikir mereka akan 'Saya tidak ingin mengejutkan pasar dengan cara itu, jadi jika mereka akan melakukan 100 basis poin, saya pikir mereka akan mengirim telegrap sekarang," ujarnya, mengutip Fox Business di Jakarta, Selasa (20/9/22)

Federal Reserve diperkirakan akan menaikkan suku bunga utamanya minggu ini, jika mereka menaikkan sebesar 100 basis poin, ini akan menjadi sebuah langkah besar yang akan mengguncang investor yang sudah cemas setelah laporan inflasi Agustus, ujar CFRA Research.

Baca Juga: Demi Ambisi Jadi LVMH China, Miliarder Ini Justru Hidup Terlilit Utang, Sekarang Nasibnya...

"Kami pikir kenaikan 100 bps akan membuat Wall Street bingung, karena itu akan menyiratkan bahwa Komite Pasar Terbuka Federal bereaksi berlebihan terhadap data daripada berpegang pada rencana permainannya," ungkap Sam Stovall, kepala strategi investasi di CFRA dalam sebuah catatan penelitian.

The Fed yang dipimpin oleh Ketua Jerome Powell diprediksi akan kenaikan suku bunga kelima pada tahun 2022. Investor mengharapkan kenaikan ketiga berturut-turut sebesar 75 basis poin untuk membawa suku bunga dana fed ke kisaran 3% hingga 3,25%. Tetapi investor juga melihat adanya kemungkinan sebesar 20% bahwa Fed akan memilih kenaikan 100 basis poin, atau 1 poin persentase.

Pekan lalu, menandai saat terburuk untuk saham AS sejak Juni karena Nasdaq Composite merosot lebih dari 5% dan S&P 500 turun sekitar 4%. Saham lebih rendah pada hari Senin. Stovall mencatat semua ukuran, gaya, dan sektor dalam S&P Composite 1500 turun minggu lalu.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Bagikan Artikel: