Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kendala Satukan 2 Partai Oposisi dan 1 Partai Pemerintah demi Duet Anies-AHY, Pengamat Kasih Peringatan Keras: PKS Kebanyakan Drama

        Kendala Satukan 2 Partai Oposisi dan 1 Partai Pemerintah demi Duet Anies-AHY, Pengamat Kasih Peringatan Keras: PKS Kebanyakan Drama Kredit Foto: Twitter/Yan Harahap
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Duet Anies Baswedan dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) diyakini bisa tercapai dengan terbentuknya koalisi antara NasDem, Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Namun, bukanlah hal mudah untuk merealisasikannya.

        Menanggapi peluang terwujudnya duet Anies-AHY, Ketua DPP NasDem, Willy Aditya, mengaku tidak ingin ada istilah "kawin paksa".

        Baca Juga: Poros Demokrat, NasDem, PKS Golkan Duet Anies-AHY, Partai Lain Hati-Hati! Ini Kelebihannya Menurut Pengamat

        "Pak Surya ingin mengajak ketika duduk itu ketemu PKS, Demokrat. Ya, kita berbicara our problem, problem kita apa sih? Ini bukan masalah kawin-kawinan. Toh sekarang NasDem nggak punya handicap dengan siapapun," beber Willy, di Jakarta, kemarin.

        Diketahui, NasDem memang memegang tiga nama hasil rakernas: Anies, Ganjar Pranowo, dan Andika Perkasa. Ketiganya dianggap memiliki modal yang mumpuni. Namun, bukan hanya nama, termasuk strategi untuk keluar dari fragmentasi yang ada.

        "Jadi it is not only about person. Kami selalu simplify itu pada orang-orang. Itu cara berpikir politik yang Pak Surya lakukan dan ajarkan pada kami," pesan Willy.

        Juru bicara PKS, M Kholid memahami sikap NasDem. Dari ketiga partai yang tengah menjajaki untuk berkoalisi, hanya NasDem yang berada di lingkaran Pemerintah. Sementara, PKS dan Demokrat merupakan oposisi. Dengan begitu, perlu waktu untuk menyamakan pandangan ketiganya.

        Sementara, Ketua Dewan Pimpinan Daerah Demokrat DKI Jakarta, Mujiyono, justru menyebut bahwa duet Anies-AHY sudah direstui alam. Tanda-tandanya, kedua tokoh itu sering bersamaan dalam suatu acara.

        Sebelumnya, pada acara resepsi pernikahan, AHY dan Anies terlihat akrab. Begitu juga saat acara Formula. Bahkan, Anies juga hadir dalam acara kepengurusan pelantikan DPD Demokrat DKI Jakarta periode 2022-2027 di JIEXpo Kemayoran, Jakarta Pusat dan ulang tahun partai Demokrat ke-21 di kantor DPD Demokrat.

        Mujiyono mengakui, kader Demokrat di Ibu Kota menginginkan duet itu terjadi pada Pilpres 2024. Ia menyebut aspirasi datang dari segala lapisan masyarakat di Jakarta. Meski demikian, Mujiyono mengakui, pembentukan duet Anies-AHY terbilang nanjak dan berliku. Mengingat duet keduanya merupakan wewenang koalisi. Meski belum ada kepastian, Demokrat intens berkomunikasi dengan NasDem dan PKS.

        "Sesuai dengan arahan dari Ketum (AHY) bahwa komunikasi terkait dengan koalisi masih dijalankan oleh Partai Demokrat bersama partai lain dan tiga partai yang sering berkomunikasi itu, Demokrat, PKS, NasDem," ucapnya.

        Karena itu, Mujiyono mengatakan, akan menunggu lebih dulu pembentukan koalisi, khususnya arahan dari Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Nantinya, jika koalisi sudah terbentuk, baru akan terlihat apakah akan mengusung Anies-AHY dalam Pilpres atau tidak.

        Pendiri Lembaga Survei KedaiKOPI, Hendri Satrio menganggap, salah satu kendala terbentuknya koalisi NasDem, PKS, dan Demokrat adalah gaya PKS yang berbeda dengan NasDem dan Demokrat. "PKS sebelum masuk dalam perhelatan Pilpres harus lebih serius memerankan diri sebagai oposisi yang membela rakyat," kata pria yang akrab Hensat.

        Baca Juga: Anggap Tak Ada yang Istimewa dari Pertemuan Anies-AHY, Ferdinand Malah Sindir NasDem dan PKS: Berani Tidak?

        PKS kerap kebanyakan drama. Contohnya, aksi walkout PKS saat rapat paripurna kenaikan BBM. Sikap seperti itu dianggap Hensat tidak tuntas membela rakyat. Gaya PKS juga berbeda dengan Demokrat dan NasDem yang mengambil jalur nasionalis, sementara PKS religius sehingga kematangan PKS untuk negeri harus lebih sering dimunculkan di muka rakyat. Tidak melulu drama.

        Sebab itu, koalisi PKS dengan NasDem dan Demokrat harus serius jika ingin mengusung pasangan capres dan cawapres pada Pilpres 2024. Hal itu harus ditunjukkan dengan pasang badan untuk rakyat.

        "Nah, berkoalisi untuk memenangkan Anies membutuhkan keseriusan, ketulusan untuk bela rakyat. Nggak boleh kebanyakan drama, ngomong oposisi bela rakyat, tapi tidak terlihat pasang badan untuk rakyat," kata dia.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: