Menteri Luar Negeri Ukraina Dmitry Kuleba meminta Barat "untuk menggandakan" dukungannya untuk Ukraina. Langkah seperti itu akan menjadi respons terbaik terhadap "ancaman agresif" Vladimir Putin, klaim Kuleba, yang tampaknya merujuk pada pernyataan presiden Rusia baru-baru ini.
Pada Rabu pagi, Putin mengumumkan mobilisasi parsial di Rusia, dengan mengatakan bahwa negara itu sekarang memerangi “seluruh mesin militer Barat” di Ukraina.
Baca Juga: Putin Bagi-bagi Ratusan Ribu Ton Pupuk Gratis ke Negara Miskin Dikecam Uni Eropa, Kenapa?
Pemimpin Rusia itu juga menjelaskan bahwa negaranya akan siap menggunakan segala cara yang diperlukan, termasuk senjata nuklir, untuk melindungi integritas teritorialnya.
“Satu-satunya tanggapan yang tepat terhadap ancaman agresif Putin adalah menggandakan dukungan untuk Ukraina. Lebih banyak sanksi terhadap Rusia. Lebih banyak senjata ke Ukraina. Lebih banyak solidaritas dengan Ukraina. Lebih banyak bisnis menarik diri dari Rusia. Lebih banyak tekad untuk meminta pertanggungjawaban Rusia,” tulis Kuleba di Twitter.
Pernyataannya menggemakan pernyataan Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg, yang mengatakan kepada Reuters pada hari Rabu bahwa jawaban terbaik untuk langkah terbaru Rusia adalah "untuk meningkatkan dan lebih lanjut mendukung Ukraina."
Banyak pemimpin Barat lainnya --termasuk Presiden AS Joe Biden, kepala Dewan Uni Eropa Charles Michel, dan Perdana Menteri Inggris Liz Truss-- mengutuk pernyataan Putin dan meyakinkan Kiev bahwa dukungan mereka akan tetap “tegas” dan “teguh.”
Pada hari Selasa, Truss mengumumkan bahwa tahun depan Inggris akan menyamai atau bahkan melampaui rekor dukungan militer 2022 ke Ukraina, yang telah berjumlah £2,3 miliar.
Pekan lalu, Washington berjanji untuk mengirim tambahan bantuan militer senilai $600 juta ke Kiev. Secara total, di bawah pemerintahan Biden, AS telah memberi Ukraina bantuan hampir $16 miliar.
Mitra Barat Kiev juga berjanji untuk mempertahankan tekanan ekonomi dan militer terhadap Rusia. Putin, pada gilirannya, mengklaim pada hari Rabu bahwa Rusia “tidak akan menyerah pada pemerasan dan intimidasi” dan tidak akan pernah mengkhianati atau kehilangan kedaulatannya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: