Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Warga Iran Teriak Minta Tolong, Elon Musk Bakal Kirim Satelit untuk Lawan Rezim Islam

        Warga Iran Teriak Minta Tolong, Elon Musk Bakal Kirim Satelit untuk Lawan Rezim Islam Kredit Foto: Instagram/elonrmuskk
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Orang terkaya dunia, Elon Musk yang memiliki harta kekayaan USD254 miliar (Rp3.843 triliun) telah merusak tradisi yang mengatakan bahwa CEO harus tetap diam dan tidak ikut campur dalam urusan geopolitik untuk melindungi keuntungan.

        Belum lama ini banyak warga Iran meminta bantuannya ketika pemerintah Iran mencoba untuk menghancurkan protes yang dihadapinya.

        Protes tersebut berfokus pada kematian Mahsa Amini, seorang wanita Iran berusia 22 tahun yang ditangkap karena mengenakan apa yang dinilai polisi moral negara sebagai kerudung yang tidak pas. Otoritas ini menegakkan undang-undang yang mewajibkan perempuan untuk mengenakan jilbab. Amini meninggal dalam tahanan polisi.

        Baca Juga: Sudah Punya 10 Anak, Ayah Elon Musk Minta Sang Miliarder untuk Terus Berkembang Biak: 20 atau 30 Anak

        "Rezim Islam membunuh orang-orang #Iran TOLONG BANTUAN KAMI DAN JADILAH SUARA KAMI!" ujar seorang pengguna Twitter bertanya kepadanya. "Mereka memutus internet dan sekarang mereka membantai orang."

        Melansir The Street di Jakarta, Senin (26/9/22) Musk dianggap memiliki senjata untuk melawan pemerintah yang memanipulasi dan menekan opini publik. Alat itu adalah Starlink.

        Starlink merupakan layanan koneksi satelit-internet SpaceX milik Musk. Layanan ini menjamin akses yang aman dan independen ke internet. Sulit untuk diretas. Pemotongan layanan jarang terjadi.

        Starlink menyediakan akses ke internet untuk penduduk daerah yang kurang terlayani oleh jaringan dan seluler dari operator telekomunikasi. Ribuan satelit kecil yang beredar di orbit rendah, terutama 342 mil (550 km) di atas Bumi memungkinkan layanan ini.

        Musk dan perusahaannya telah memasok terminal Starlink ke Tonga yang dilanda gunung berapi, hingga di selatan Samudra Pasifik untuk menyediakan akses internet ke desa-desa terpencil dan terpencil.

        Starlink mendapatkan popularitas setelah Musk mengirimnya ke Ukraina setelah Rusia menginvasi negara itu pada 24 Februari. Antena ini memberi Ukraina akses independen ke internet dan memungkinkan negara itu tetap berhubungan dengan dunia luar. Sistem ini digunakan terutama di daerah-daerah terpencil serta tempat-tempat yang telah dibom oleh Rusia.

        Maka, tidak mengherankan bahwa orang Iran berharap mereka dapat memperoleh manfaat dari layanan ini ketika pihak berwenang Iran tampaknya telah memblokir jaringan telepon dan Internet.

        “Starlink akan meminta pengecualian sanksi Iran dalam hal ini,” respon taipan teknologi itu.

        Kurang dari empat hari setelah janji itu, Musk dan SpaceX tampaknya telah mengajukan permintaan pengecualian untuk melayani Iran. Dan mereka mendapat izin.

        "Kami mengambil tindakan hari ini untuk memajukan kebebasan Internet dan arus informasi yang bebas bagi rakyat Iran, mengeluarkan Lisensi Umum untuk memberi mereka akses yang lebih besar ke komunikasi digital untuk melawan sensor pemerintah Iran," ujar Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengumumkan di Twitter. Musk mengumumkan bahwa SpaceX segera mengaktifkan layanan di Iran.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Fajria Anindya Utami
        Editor: Fajria Anindya Utami

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: