Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Waduh! Akhir Tahun Ini, Harga Minyak Sawit Diperkirakan Anjlok

        Waduh! Akhir Tahun Ini, Harga Minyak Sawit Diperkirakan Anjlok Kredit Foto: Antara/Basri Marzuki
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Direktur Godrej International Ltd Dorab Mistry saat menjadi pembicara di 2022 Globoil AGRA mengatakan bahwa harga minyak sawit mentah (crude palm oil/ CPO) diperkirakan akan merosot di akhir tahun 2022. Dalam video presentasi yang ditayangkan akun YouTube Tefla's Events (Penyelenggara Globoil) 26 September 2022, Dorab mengatakan, harga CPO di Bursa Malaysia Derivatif akan terus turun ke MYR3.000 per ton di akhir September 2022.

        "Dan, harga akan terus turun ke MYR2.500 per ton di akhir Desember 2022," kata Dorab, dikutip Rabu (28/9).

        Baca Juga: Walau Tolak Minyak Sawit, Kawasan Negara Ini Ternyata Impor Limbah Cair Sawit!

        Menurut Dorab, potensi anjloknya harga CPO tersebut dipicu oleh potensi meningkatnya pasokan CPO ke pasar global. Di sisi lain, ujar Dorab, negara-negara pasar utama CPO dunia saat ini didominasi negara berkembang yang tengah menghadapi masalah besar.

        "Produksi negara produsen saat ini pulih sangat kuat dan, kita sudah melihat pemangkasan permintaan akibat tingginya harga. Alasan saya begitu bearish juga karena resesi di negara-negara dengan ekonomi besar," kata Dorab.

        Lebih lanjut dikatakan Dorab, pasar utama CPO yang berada di negara berkembang seperti Afrika, India, Bangladesh, China, dan Myanmar. Semua negara ini kecuali India, kata Dorab mengalami masalah pembayaran, tingginya dolar AS, serta adanya masalah infrastruktur. Sementara itu, pasar tengah menghadapi tantangan dari pasar ekuitas, kebijakan The Fed, hingga AS yang masuk musim politik.

        "Perbaikan harga komoditas tergantung dolar AS dan itu membutuhkan waktu," ujar Dorab.

        Senada dengan hal tersebut, Direktur Eksekutif Palm Oil Agribusiness Strategic Institute (PASPI) Tungkot Sipayung mengatakan, "Saat ini dari sisi permintaan minyak sawit dunia sedang tren melemah menyusul resesi ekonomi dunia yang sedang berlangsung dan berlanjut makin parah tahun depan. Dari sisi supply, dalam 3 bulan terakhir terjadi peningkatan ekspor dari Indonesia yang membuat stok minyak sawit negara importir meningkat cepat," kata Tungkot, dilansir CNBC Indonesia, Rabu (28/9).

        Sementara itu, lanjut Tungkot, stok minyak sawit domestik juga masih tinggi, di atas normal. Produksi minyak sawit tahun 2022 ini juga diperkirakan meningkat sekitar 10 persen.

        Baca Juga: Wow, Ternyata Minyak Sawit Sudah Digunakan Sejak Lima Abad Lalu!

        “Kombinasi ini membuat harga CPO dunia tertekan. Mungkin saja di bawah MYR3.000," kata Tungkot.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Ellisa Agri Elfadina
        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: