Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Transisi Energi Perlu Perhitungan ETM dengan Matang

        Transisi Energi Perlu Perhitungan ETM dengan Matang Kredit Foto: Istimewa
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Wakil Menteri Keuangan Republik Indonesia Suahasil Nazara mengatakan peran pendanaan inovatif untuk mendukung proses transisi energi. 

        Menurutnya, transisi energi tidak dapat lepas dari kondisi yang kita hadapi bersama saat ini, bukan tiba-tiba terjadi dan bukan karena noble cause semata, namun transisi energi adalah topik yang memerlukan komitmen jangka panjang.

        Paparan tentang peta jalan pajak karbon yang dirancang untuk transisi yang adil dan berkelanjutan periode tahun 2021-2060, dengan mengurangi penggunaan bahan bakar fosil dan mempercepat transisi energi.

        Baca Juga: Kenaikan Harga Energi, Percepat Akselerasi Pengembangan Energi Terbarukan

        “Bicara transisi energi tidak mungkin lepas dari emisi karbon nol. Selain itu, diperlukan perhitungan matang dalam Mekanisme Transisi Energi (Energy Transition Mechanism/ETM) karena untuk menghasilkan clean energy dan carbon reduction serta menutup pembangkit listrik berbahan bakar fosil memerlukan dukungan pendanaan yang tidak sedikit," ujar Suahasil dalam keterangan tertulis yang diterima, Jumat (30/9/2022). 

        Suahasil mengatakan, financing gap dalam pendanaan Country Platform ETM dapat bersumber dari APBN dan alternatif pendanaan lainnya. Salah satu tugas para future leader’s yang mengikuti GFF Program ini adalah memastikan apakah komitmen net zero emission dapat dicapai melalui perhitungan yang cermat serta mengetahui lanskap persoalan baik dalam jangka pendek dan panjang.

        "Saya mengapresiasi Pijar Foundation untuk program GFF yang melibatkan 36 fellows dari berbagai sektor. Anda sekalian adalah pemimpin dan harapan Indonesia masa depan,” ujarnya. 

        Direktur GFF Cazadira F Tamzil menekankan pentingnya kesepakatan bersama terkait pengembangan teknologi, talenta, dan pembiayaan agar Indonesia dapat mencapai target-target berkelanjutan. 

        “Inilah yang dilakukan oleh program GFF melalui pembuatan Rencana Aksi Bersama (Action Roadmap) yang bersifat praktis. Kemitraan di tingkat lokal, nasional, regional, maupun global merupakan hal yang penting untuk menyeimbangkan pembangunan ekonomi, perlindungan lingkungan, dan pencapaian target-target transisi energi,” ucap Cazadira.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Djati Waluyo
        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: