Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Ridwan Kamil Sebut Masyarakat Belum Mampu Gunakan Kompor Listrik

        Ridwan Kamil Sebut Masyarakat Belum Mampu Gunakan Kompor Listrik Kredit Foto: Djati Waluyo
        Warta Ekonomi, Bandung -

        Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyebut kompor listrik yang beredar saat ini membebankan masyarakat tidak mampu karena konsumsi daya yang tinggi, sekitar 1000 watt atau lebih. 

        Dengan beban listrik yang cukup besar tersebut dan masyarakat yang berada di bawah garis kemiskinan tidak akan mampu menampung beban listriknya. Ia mencontohkan jika warga dengan daya 450-900 volt ampere (VA) menggunakan kompor listrik, maka lampu rumah dimatikan terlebih dahulu. 

        "Saya tidak mau kampanye soal kompor listrik ini karena yang ada di pasaran Watt-nya besar sekali. Ibarat mau masak mie harus mematikan (listrik) rumah di kos-kosan. Itu kan tidak popular," ujar Ridwan, Senin (3/9/2022).

        Baca Juga: Anggarkan Rp1,8 Miliar, Pemkot Bogor Bakal Beli Mobil dan Motor Listrik

        Pria yang akrab disapa Kang Emtil ini mengatakan, program konversi gas elpiji 3 kilogram ke kompor listrik akan berjalan lancar jika ada penggunaan teknologi yang baru, misalnya dengan watt kompor listrik yang berdaya rendah.

        "Makanya, sebelum ada teknologi kompor listrik rendah daya, kampanye itu agak susah (terwujud)," ujarnya.

        Lanjutnya, upaya konversi kompor listrik sebagai langkah PT PLN (Persero) untuk mengurangi over supply listrik yang diperkirakan sebanyak 7,4 gigawatt (GW) tidak terpakai di akhir tahun ini.

        Sebagaimana diketahui bahwa tiap 1 GW beban operasionalnya mencapai Rp3 triliun per tahun, sehingga PLN menanggung biaya sekitar Rp22,2 triliun per tahun. Hal ini sebagai konsekuensi dari penyelesaian proyek 35 GW oleh PLN.

        Uji coba konversi kompor listrik oleh PLN pun dibatalkan. Emil mengatakan saat ini perusahaan pelat merah itu tengah fokus pada pengembangan pembangkit energi baru terbarukan (EBT).

        "(Proyek pembangkit) EBT ini sekarang lagi dinego dengan PLN, tidak mudah karena menurut saya energi (listrik) dari pembangkit batu bara masih banyak dan ini tantangan," tutupnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Djati Waluyo
        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: