Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berbicara soal potensi banjir di Ibu Kota setiap ada hujan lebat. Karena itu, dia menyinggung pentingnya sumur resapan yang ada di daerah cekungan.
"Kami berharap kedewasaan kita semua untuk melihat ini sebagai sebuah problem yang diselesaikan secara scientific. Bukan semata-mata secara politik," kata Anies kepada awak media di Jakarta, Rabu (5/9).
Baca Juga: Banjir Serang Jakarta Usai Anies Baswedan Jadi Capres NasDem: Kode Alam, Tuhan Berpesan...
Dia menambahkan, di daerah yang tidak cekung, air akan mudah mengalir daripada daerah yang cekung. Karena itu, khusus di daerah cekung, dia menilai perlu usaha banyak dan pengaliran lebih dari hujan lebat di daerah tersebut.
"Jadi yang dibutuhkan untuk ini adalah program untuk sumur resapan di kawasan yang cekung," tutur dia.
Mantan mendikbud itu mengeklaim, dari banyaknya daerah cekung di Jakarta, terbukti jika ada sumur resapan, pencegahan banjir bisa lebih baik. Dia menegaskan, berbagai program yang baik dalam penanganan banjir harus dilanjutkan.
"Nah ini PR kita ke depan, karena nanti (sumur resapan) bisa diteruskan," ucapnya.
Sebelumnya, sumur resapan merupakan salah satu program andalan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam mengantisipasi banjir. Pada 2021, dia menargetkan membangun 25.647 titik sumur resapan. Sampai dengan 27 Oktober 2021, Pemprov DKI sudah membangun 12.482 titik sumur resapan.
Baca Juga: Dibongkar Loyalisnya Sendiri, Geisz Chalifah Blak-blakan Kekurangan Anies Baswedan: Terlalu...
Program ini semula akan dilanjutkan pada 2022 dan sudah diajukan anggaran Rp322 miliar untuk membangun 26 ribu sumur resapan. Kemudian dikurangi menjadi Rp120 miliar pada pembahasan di Komisi D. Aral melintang, permohonan Pemprov DKI Jakarta terkait kelanjutan pembangunan sumur resapan dalam pembahasan APBD DKI 2022 lalu ditolak Badan Anggaran. Dalam rapat badan anggaran saat itu, Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi menolak usulan anggaran itu.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Puri Mei Setyaningrum