Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Penipuan Online Scam di ASEAN Meningkat Drastis, Saat Ini Tercatat Ada 934 Korban WNI

        Penipuan Online Scam di ASEAN Meningkat Drastis, Saat Ini Tercatat Ada 934 Korban WNI Kredit Foto: Kemenlu
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu RI) melaporkan, saat ini Warga Negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban penipuan perusahaan online scam tak hanya di Kamboja saja, melainkan sudah menyebar ke beberapa negara di kawasan ASEAN. Sejak Januari 2021 hingga September 2022, tercatat terdapat 934 orang WNI yang menjadi korban penipuan perusahaan online scam.

        Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia Kemlu RI, Judha Nugraha, memerinci, dari 934 orang WNI korban penipuan perusahaan online scam yang ditangani oleh perwakilan RI, 639 di antaranya di Kamboja, 142 di Myanmar, 97 di Filipina, 35 di Laos, dan 21 di Thailand.

        Baca Juga: Insiden Penembakan Massal di Thailand, Kemenlu RI Pastikan Tak Ada Korban WNI

        "Sejak awal tahun 2021, Kemlu mencatat adanya tren peningkatan yang cukup drastis terkait adanya warga negara Indonesia/pekerja migran Indonesia (WNI/PMI) yang dipekerjakan secara non-prosedural di wilayah-wilayah Kamboja dan juga negara-negara ASEAN lainnya, antara lain Myanmar dan Laos," kata Judha Nugraha dalam media briefing Kemlu RI, dilakukan secara daring, Jumat (7/10/2022).

        Judha menjelaskan, sejak Januari hingga September 2022, KBRI Phnom Penh telah menangani kasus WNI dengan total 639 orang WNI. Dari 639 WNI tersebut, 442 di antaranya telah berhasil ditangani dan dipulangkan ke Indonesia, sedangkan 166 lainnya masih dalam penanganan, dan saat ini telah berada di safe house yang disiapkan oleh KBRI Phnom Penh, sedang dalam proses menunggu kepulangan.

        Baca Juga: Meski Ada Kekhawatiran Kebocoran Data dan Penipuan, Penggunaan Fintech Akan Terus Tumbuh

        "Sedangkan 31 lainnya masih kita koordinasikan dan kita kerjasamakan dengan kepolisian Kamboja untuk dapat segera diselamatkan," lanjutnya.

        "Tentu hal ini kembali kami sampaikan, menjadi wake-up call bagi kita semua mengenai peningkatan kasus yang begitu drastis dari WNI kita yang menjadi korban online scam ini," ujar Judha.

        Oleh sebab itu, Judha mewakili Kementeri Luar Negeri RI mengimbau kepada masyarakat Indonesia agar berhati-hati terhadap tawaran bekerja ke luar negeri melalui berbagai macam platform sosial media. Ia meminta masyarakat untuk memastikan kembali bahwa tawaran bekerja tersebut kredibel, dan bisa ditanyakan, dikonfirmasi melalui UPT BP2MI di wilayah setempat maupun Disnaker.

        Baca Juga: Hadir Melayani, Mendagri Tito Serahkan KTP Digital dan KK pada WNI di Jepang

        "Dan kemudian pastikan juga, cermati modus-modus penipuan yang ada, antara lain biasanya akan diminta untuk menyampaikan data-data yang tidak benar dalam proses keberangkatan, dan kemudian akan berangkat ke luar negeri tanpa visa bekerja yang benar, biasanya menggunakan visa wisata atau fasilitas bebas visa sesama negara ASEAN. Itu adalah modus-modus penipuan yang bisa terjadi," jelasnya.

        "Oleh karena itu, sekali lagi kami menghimbau agar masyarakat berhati-hati terhadap berbagai macam penawaran pekerjaan melalui platform sosial media," pungkas Judha.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Martyasari Rizky
        Editor: Ayu Almas

        Bagikan Artikel: