Ekonom sekaligus Direktur Eksekutif PASPI Dr. Tungkot Sipayung menyampaikan 5 alasan utama pentingnya diplomasi dan promosi sawit yang dilakukan Indonesia. Melansir laman Palm Oil Indonesia, berikut alasan yang dimaksud.
Pertama, Indonesia merupakan produsen minyak sawit terbesar di dunia. Pangsa produksi Indonesia pada tahun 2021 mencapai 59 persen, kemudian disusul oleh Malaysia 24 persen. Indonesia berhasil menjadi Raja Minyak Sawit Dunia sejak tahun 2006 setelah berhasil menggeser posisi Malaysia.
Baca Juga: Indonesia Buat Kemajuan Menuju Nol Deforestasi Sawit
Perkembangan produksi minyak sawit yang demikian juga berhasil menggeser posisi minyak kedelai yang sudah sejak 100 tahun lalu mendominasi pasar minyak nabati dunia dengan pangsa produksi minyak kedelai turun dari 51 persen menjadi 32 persen pada periode yang sama.
Kedua, multimanfaat sawit untuk Indonesia. Dari segi kepentingan, industri sawit menghasilkan berbagai manfaat sosial-ekonomi bagi masyarakat Indonesia. Industri sawit mampu menyerap 17,6 juta tenaga kerja yang di dalamnya melibatkan 2,6 juta Rumah Tangga petani.
"Jika dihitung secara makro, industri sawit mampu menghidupi sekitar 70,4 juta orang di Indonesia," catat laman Palm Oil Indonesia.
Dari aspek ekonomi, industri sawit menjadi sumber devisa bagi perekonomian Indonesia. Sumbangan sawit pada devisa Indonesia tahun 2021 sebesar US$35,4 miliar atau sekitar Rp600 triliun.
Perkebunan kelapa sawit juga menghasilkan multi-produk yang dapat digunakan untuk bahan pangan, energi, dan biomaterial untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Selain itu, dari sisi manfaat lingkungan, perkebunan sawit dunia dapat menyerap 1,5 miliar ton karbon dioksida dan memproduksi sekitar 449 juta ton oksigen.
Ketiga, sebagian besar minyak sawit Indonesia ditujukan untuk pasar dunia melalui ekspor. Dari total produksi minyak sawit Indonesia, sekitar 60 persen diperuntukkan bagi pasar ekspor dan sisanya dikonsumsi di dalam negeri. Negara-negara tujuan ekspor minyak sawit Indonesia juga beragam, yakni dari kelompok low-middle income countries (India, Pakistan, Bangladesh, negara Afrika) dan high income countries (Uni Eropa, Amerika Serikat).
Baca Juga: Tutup Pekan I Oktober 2022, Harga CPO Domestik Tercatat Naik
Keempat, minyak sawit telah memenuhi atribut produk relative sustainable yang dituntut oleh konsumen global. Atribut produk yang dimaksud ialah: (1) atribut keamanan pangan; (2) atribut nutrisi; (3) atribut nilai; (4) atribut kemasan; (5) atribut kemanusian; dan (6) atribut lingkungan.
Kelima, inklusivitas sawit untuk masyarakat dunia. Manfaat sawit bagi dunia yang dimaksud antara lain sebagai feeding and biofueling the world, membagi kue ekonomi di negara importir melalui income-generating dan job-creation, serta membantu masyarakat di negara miskin atau pro-poor.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Puri Mei Setyaningrum