Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Indonesia Buat Kemajuan Menuju Nol Deforestasi Sawit

Indonesia Buat Kemajuan Menuju Nol Deforestasi Sawit Pekerja menurunkan Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit dari atas mobil di Desa Lemo - Lemo, Kabupaten Mamuju Tengah, Sulawesi Barat, Sabtu (2/7/2022). Harga TBS kelapa sawit tingkat pengepul sejak sebulan terakhir mengalami penurunan harga dari Rp2.280 per kilogram menjadi Rp800 per kilogram disebabkan banyaknya produksi. | Kredit Foto: Antara/Akbar Tado
Warta Ekonomi, Jakarta -

Trase, sebuah inisiatif yang diinisiasi oleh Global Canopy dan Stockholm Environment Institut mencatat, Indonesia membuat kemajuan menuju nol deforestasi kelapa sawit. Dijelaskan bahwa deforestasi Indonesia untuk kelapa sawit telah menurun secara signifikan dengan penurunan terbesar terjadi dalam rantai pasokan yang diatur oleh komitmen nol-deforestasi.

Namun, kenaikan harga minyak sawit dan meningkatnya peran pedagang yang memiliki tingkat transparansi publik yang lebih rendah, menjadi ancaman untuk melemahkan kemajuan.

Baca Juga: Bukan Hanya Biodiesel Sawit, BBN Ini pun Bisa Dukung Ketahanan Energi Indonesia

"Ini adalah bukti nyata pertama dari hubungan antara komitmen nol-deforestasi (ZDC) dan risiko deforestasi yang lebih rendah dalam rantai pasokan minyak sawit. Namun, masih ada ruang untuk kemajuan deforestasi. 85 persen minyak sawit diekspor oleh grup sawit yang komitmen nol deforestasi," kata Dr. Robert Heilmayr dari University of California Santa Barbara (UCSB), yang memimpin penelitian Trase sebagaimana dikutip dari situs Stockholm Environment Institute, Senin (10/10).

Senada dengan hal tersebut, Direktur Trase Toby Gardner mengatakan, deforestasi untuk kelapa sawit di Indonesia telah menurun secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir.

"Data kami menunjukkan bahwa penurunan terbesar terjadi pada rantai pasokan yang diatur oleh komitmen nol-deforestasi," katanya.

Data Trase mencatat, pada 2018–2020, deforestasi untuk kelapa sawit adalah 45.285 hektare per tahun atau hanya 18 persen dari puncaknya pada 2008–2012. Yang paling penting, deforestasi telah turun selama periode ekspansi produksi minyak sawit yang berkelanjutan, meskipun penurunan deforestasi telah dikaitkan dengan penurunan nilai pasar minyak sawit mentah.

"Namun, lonjakan harga minyak sawit baru-baru ini belum disertai dengan ledakan deforestasi yang didorong oleh kelapa sawit," seperti dalam situs tersebut.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: