Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Bukan Sulap Bukan Sihir! Garuda Indonesia Tiba-Tiba Untung Rp57 Triliun Gara-Gara Ini

        Bukan Sulap Bukan Sihir! Garuda Indonesia Tiba-Tiba Untung Rp57 Triliun Gara-Gara Ini Kredit Foto: Antara/Muhammad Iqbal
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Bukan sulap bukan sihir, PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) berubah nasib dari buntung jadi untung. Garuda Indonesia mencatatkan laba bersih senilai US$3,76 miliar atau setara dengan Rp57 triliun (kurs Rp15.200) pada semester pertama 2022. Padahal, Garuda Indonesia mencetak kerugian sebesar US$898,66 juta pada semester pertama 2021 lalu.

        Bagaimana Garuda Indonesia bisa untung di tengah drama PKPU yang tengah dihadapi?

        Baca Juga: Laba Q3 2022 Meroket 312%, Hotel Bintang 5 Milik Pengusaha Asal Singapura Khalid Bin Omar Cuan Kotos-Kotos

        Merujuk laporan keuangan perusahaan, laba bersih Garuda Indonesia salah satunya ditopang oleh kenaikan pendapatan. Total pendapatan usaha Garuda Indonesia naik 26,10% dari US$696,80 juta per Juni 2021 menjadi US$878,69 juta per Juni 2022. Kontribusi pendapatan terbesar disumbang oleh bisnis penerbangan berjadwal, di mana nilainya naik dari US$556,53 juta menjadi US$677,29 juta.

        Maskapai BUMN ini juga meraih kenaikan pendapatan bisnis penerbangan tidak berjadwal, yakni dari US$41,64 juta pada Q221 menjadi US$87,57 juta pada Q222. Begitu pun dengan pendapatan lainnya, Garuda meraih nilai yang lebih tinggi dari US$98,63 juta menjadi US$113,84 juta. 

        Bersamaan dengan kenaikan pendapatan, Garuda Indonesia berhasil melakukan sejumlah efisiensi. Alhasil, total beban usaha Garuda Indonesia menyusut dari US$1,38 miliar pada semester I 2021 menjadi US$1,22 miliar pada semester I 2022. Profitabilitas Garuda Indonesia juga didukung oleh naiknya keuntungan selisih kurs dari sebelumnya hanya US$50,58 juta per Juni 2021 menjadi US$79,97 juta per Juni 2022.

        Beban lain-lain senilai US$5,72 juta pada periode semester I 2021 pun berbalik menjadi pendapatan senilai US$281,62 juta pada semester I 2022. Menariknya, Garuda Indonesia menambahkan pendapatan dari restrukturasi utang senilai US$2,85 miliar dalam laporan keuangan semester I 2022. Tak hanya itu, Garuda Indonesia juga meraih kenaikan keuntungan restrukturasi pembayaran dari sebelumnya US$9,44 juta menjadi US$1,34 miliar. 

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Lestari Ningsih
        Editor: Lestari Ningsih

        Bagikan Artikel: