Kepala BPS Sebut Target 0% Kemiskinan Ekstrem Tak Akan Tercapai Kalau Tidak Lakukan Ini!
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Margo Yuwono, mengatakan pemerintah dalam upayanya untuk menurunkan angka kemiskinan ekstrem menjadi 0% di tahun 2024 butuh waktu dan multiintervensi kebijakan. Karena jika hanya mengandalkan bantuan sosial, Margo menyebut itu tidak akan cukup. Butuh adanya program-program pemberdayaan untuk mengeluarkan masyarakat dari kantong kemiskinan itu menjadi penting.
"Kalau bicara kemiskinan ekstrem, ini adalah penduduk yang urutannya paling bawah, jadi kalau kita masak nasi itu kerak yang paling bawah. Nah, kalau yang paling bawah untuk mengangkatnya itu butuh waktu dan butuh multiintervensi kebijakan, tidak cukup dengan bantuan sosial, tapi juga berbagai program-program pemberdayaan," ujar Margo Yuwono saat ditemui awak media usai acara Bincang-bincang Regsosek, di The Westin Jakarta, Senin (10/10/2022).
Baca Juga: Bappenas Optimis Target Penurunan Kemiskinan 0% di Tahun 2024 Dapat Tercapai
Margo menjelaskan target pemerintah di tahun 2024 itu bisa saja terjadi, tetapi butuh effort kolaborasi dari Kementerian/Lembaga (K/L), bagaimana mencari kemiskinan ekstrem itu dengan data yang bagus, dan dengan program yang konvergen kepada kelompok yang menjadi sasaran.
"Kalau bicara kemiskinan ekstrem pemerintah kan sedang berupaya memperbaiki sasarannya yang mau diberikan, yang diberikan target itu siapa, itu sedang diperbaiki pemerintah datanya. Karena yang paling bagus adalah menyiapkan database-nya dulu, siapa sih yang miskin ekstrem," jelas Margo.
Baca Juga: Atasi Kemiskinan, Penanggulangannya Harus Sistematis dan Terencana
"Ini sudah dilakukan pembenahan oleh pemerintah, mudah-mudahan dengan data yang sudah bagus ini maka berbagai intervensi bisa jalan. Berbasis dengan data yang berkualitas," lanjutnya.
Lebih lanjut, Margo menjelaskan saat ini yang terpenting untuk dapat merealisasikan target tersebut, perlu adanya pembangunan basis data dan konvergensi di dalam pemerintah dari beberapa kementerian untuk melakukan intervensi pada kemiskinan ekstrem.
"Tapi catatannya tadi, karena dia paling bawah kondisinya, yang mungkin pendidikannya terbatas, informasi pasar terbatas. (Maka) yang ini intervensinya perlu multiintervensi," tegasnya.
Adapun, jika dilihat dari tren data sebenarnya, saat ini telah menunjukan adanya progres dalam penurunan angka kemiskinan di Indonesia. Tetapi memang tidak setajam yang diharapkan.
Baca Juga: Salah Arti Akan Pemahaman Garis Kemiskinan, KSP: Ini Harus Diluruskan!
"Kalau di tahun 2024 adalah mendekati 0%, slup itu yang terjadi setahun ini belum seperti yang diharapkan," jelas Margo.
Jika dilihat dari penurunannya, Margo menyebut, kalau itu dipertahankan, maka target 0% di tahun 2024 tidak akan bisa tercapai. Maka dari itu, ia kembali menekankan bahwa perlu ada penguatan konvergensi program dengan menggunakan data yang betul-betul terkonsolidasi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Martyasari Rizky
Editor: Ayu Almas
Tag Terkait: