Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Bukan Hanya Omzet yang Melejit, Pelaku Ekraf AKI 2022 Juga Sukses Bangun Jejaring dan Ciptakan Lapangan Kerja

        Bukan Hanya Omzet yang Melejit, Pelaku Ekraf AKI 2022 Juga Sukses Bangun Jejaring dan Ciptakan Lapangan Kerja Kredit Foto: Istimewa
        Warta Ekonomi, Tangerang -

        Memasuki hari ketiga Pekan Puncak Apresiasi Kreasi Indonesia (AKI) 2022, para peserta yang merupakan pelaku ekonomi kreatif (ekraf) berbagi pengalaman mengesankan, mengaku memetik manfaat luar biasa selama mengikuti pameran yang berlangsung 6-9 Oktober di AEON Mall BSD City, Tangerang.

        Acara yang berlangsung selama 4 hari itu memamerkan produk kreatif terbaik dari 16 peserta AKI 2022 yang disaring dari finalis AKI di 16 kabupaten/kota berdasarkan penilaian oleh mentor AKI dan Kemenparekraf. Untuk diketahui, rangkaian pameran AKI 2022 telah dilaksanakan di 16 kota/kabupaten, mencakup Tasikmalaya – Cirebon – Yogyakarta – Tegal – Banjarmasin – Padang – Tangerang – Cilegon – Pontianak - Banda Aceh – Jember – Kendari - Sidoarjo – Jambi – Ambon dan Pekanbaru. 

        Ada kisah menarik yang dituturkan Ratu Nur Annisa selaku Direktur Utama Bitata Food, peserta AKI terpilih dari Banda Aceh yang bergerak di bidang olahan makanan. Bitata Food awalnya memproduksi makanan dari produksi pertanian bawang merah dan olahan keripik kentang dari petani di Aceh. Seiring waktu, Ratu berpikir untuk tidak hanya berjualan saja, namun juga mengikuti berbagai program Kemenparekraf.

        Baca Juga: Menparekraf: AKI 2022 Terbukti Bermanfaat bagi Pelaku Ekraf Tingkatkan Kualitas Produk

        "Salah satu yang saya ikuti adalah AKI, ini merupakan ajangnya para UMKM di Indonesia. Gak nyangka banget dari 6000 peserta bisa terpilih mewakili Banda Aceh. Ini kesempatan bagus, bukan hanya buat jualan namun sekalian tes pasar di Jakarta," ujar Ratu Nur saat berbincang dengan media di AEON Mall BSD City, Sabtu (8/10/2022).

        Ratu mengaku senang produk yang dibawanya laris terjual. "Saya banyak bawa produk dan selalu habis. Kami juga berinovasi bikin bumbu nasi minyak, ini beda dengan nasi uduk atau nasi liwet. Bahannya dari lemak sapi yang ada sertifikat halal, kemudian kita olah. Bumbu ini bisa tahan satu tahun, dan prosesnya alami juga. Respons pembeli bagus banget," terangnya.

        Pelaku usaha kuliner asal Banda Aceh ini mengaku selama 3 hari pameran Pekan Puncak Apresiasi Kreasi Indonesia (AKI) 2022 omzetnya naik 10 kali lipat.

        "Bukan hanya bisa jualan, dengan mengikuti AKI saya banyak bertemu stakeholder. Banyak tawaran untuk masuk ke area Jawa," terang Ratu yang mengaku produk Bitata Food sudah dijual di Alfamart dan Indomaret di Banda Aceh.

        Ratu mengaku AKI bukan hanya membantu penjualan, namun juga diajari cara berbisnis melalui ajang bootcamp oleh para mentor bisnis. "Ilmunya sangat luar biasa. Hal itu saya terapkan dalam bisnis dan omzet terbukti naik," ujar pelaku ekraf yang ingin distribusi produknya meluas sampai Sumatera dan masuk area Jawa.

        Baca Juga: Menkeu: Market Capitalization Didominasi Perusahaan Keuangan

        Dengan mengikuti pameran AKI 2022, sebut Ratu, dia banyak menerima umpan balik (feedback) dari customer. "Setelah AKI ini Bitata akan mengeluarkan produk baru hasil masukan customer yang berkunjung ke booth. AKI ini banyak memberikan dampak positif pada bisnis. Di bootcamp AKI, kami dikurasi ketat. Bukan hanya harus menampilkan produk terbaik, namun juga harus potensial. Di ajang ini kita selalu ditantang berpikir kreatif. Ini bagus untuk bisnis," tandasnya.

        Kisah menarik juga dilontarkan Founder dan CEO Betukang.id, Dezan Taruna Jaya yang memulai platform aplikasinya dari Pontianak, Kalimantan Barat pada 2019. Ide awal pembuatan aplikasi Betukang.id diperoleh dari pengalaman pribadi saat Dezan kesulitan menemukan tukang potong rumput.

        "Saya sudah memutari komplek dan tidak menemukan tukang potong rumput. Saya pikir hal yang sama juga dialami teman-teman lain yang membutuhkan jasa tukang," ujarnya.

        Berangkat dari hal itu, Dezan berinisiatif mengumpulkan tukang beragam profesi, mulai tukang rumput hingga servis AC dalam aplikasi Betukangid. Sejak diluncurkan pada akhir 2019, hingga kini terkumpul 60 jasa tukang di aplikasi.

        "Di akhir 2019 launching, pada 2020 dihantam pandemi. Saat itu tukang bingung cari order manual karena konsumen tidak bisa keluar rumah memanggil tukang untuk datang ke rumah. Dengan adanya aplikasi Betukang.id, momennya tepat sekali. Para tukang ini ramai-ramai mendaftar di aplikasi," terang Dezan.

        Dengan adanya aplikasi Betukang.id, konsumen tidak lagi kesulitan mencari tukang untuk datang dari rumah. Berawal di Pontianak, kini Betukang.id merambah area Jabodetabek. "Bersyukur banget bisa wakili Pontianak pameran di sini, bisa sekalian promosi. Kami sudah memiliki jaringan di Yogyakarta, Kendari dan Medan. Harapannya nanti pada 2024 bisa ekspansi ke Malaysia dan Brunei. Kita dapat informasi banyak pembangunan di sana butuh jasa tukang kita," tutur Dezan.

        Baca Juga: Menparekraf: AKI 2022 Terbukti Bermanfaat bagi Pelaku Ekraf Tingkatkan Kualitas Produk

        Soal biaya, Dezan menyebut semua diserahkan ke tukang. "Biaya tergantung pekerjaan yang dilakukan. Misal untuk perbaikan plafon atau genteng, kita minta tukang ngecek ke lokasi, menaksir biaya dan selanjutnya kita infokan ke konsumen. Ini yang membedakan kita dengan aplikasi lain. Kita tidak menentukan biaya, karena tukang yang paling tahu berapa biaya untuk bahan, berapa jasa yang ditetapkan. Kita ambil 10% dari jasa tukang itu setelah dikurangi biaya material,” bebernya.

        Bahkan, untuk memudahkan konsumen, Betukang.id juga menyediakan bahan bangunan di platform aplikasi. "Kita kerja sama dengan tukang bangunan dan agen material dan memasukkan material itu ke aplikasi Betukang.id. Konsumen bisa pesan di kita, untuk tukang sekalian bahan yang dibutuhkan," ujar Dezan yang menyebut sejauh nini Betukang.id sudah menerima order 1600 pekerjaan.

        Demi kepuasan konsumen, Betukang.id bahkan memberikan garansi pembayaran 5%. "Jadi biaya 5% itu ditahan konsumen selama masa garansi satu bulan. Begitu selesai masa garansi, maka baru dibayarkan," tutur Dezan.

        Ada pengalaman mengesankan yang dirasakan Dezan dengan ikut AKI 2022. "Kita dapat pekerjaan dari salah satu hotel di Pontianak saat pemeran AKI di sana beberapa waktu lalu. Hari pertama pameran di sini (AEON Mall BSD), kita sudah dapat order untuk perbaikan plafon, kulkas, TV dan barang elektronik lainnya," ujarnya.

        Dengan mengikuti AKI dan lolos seleksi mewakili Pontianak, Dezan berharap dapat membuka lapangan kerja seluas-luasnya. "Target kita ingin buka lapangan pekerjaan sebesar-besarnya, juga ingin agar para tukang itu naik kelas," tandasnya.

        Baca Juga: Adira Finance dan Kemenparekraf Resmikan Carangsari jadi Desa Wisata Ramah Berkendara

        Apresiasi Kreasi Indonesia (AKI) merupakan program unggulan pengembangan ekonomi kreatif melalui peningkatan kapasitas dan pameran kepada para pelaku ekonomi kreatif. Finalis AKI 2022 merupakan hasil dari kurasi dengan total pendaftar 6.531, dengan total finalis dari 16 Kabupaten/Kota adalah 433 yang terdiri dari subsektor kuliner, kriya, fashion, aplikasi, film, dan musik. Program ini diharapkan hadir untuk mendorong UMKM kreatif Indonesia naik kelas dan percepatan pertumbuhan ekonomi.

        AKI pertama kali dibentuk pada 2021 sebagai upaya Kemenparekraf membantu pemulihan ekonomi di masa pandemi. Pemulihan ekonomi harus dilakukan dengan mendorong para UMKM sebagai kebangkitan ekonomi nasional. Saat itu AKI 2021 dilaksanakan dengan protokol kesehatan di 16 kota/kabupaten dan berhasil meningkatkan produksi dan penjualan pelaku ekonomi kreatif UMKM.

        Pameran AKI 2022 berkolaborasi dengan mitra strategis: kolaborasi mitra strategis Shopee, Gojek (GoPlay – GoPay), dan Aplikasi Qasir.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Ayu Almas

        Bagikan Artikel: