Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Presiden Dorong Konsistensi Transformasi Pengelolaan Kekayaan Alam Indonesia

        Presiden Dorong Konsistensi Transformasi Pengelolaan Kekayaan Alam Indonesia Kredit Foto: Tangkap Layar/YouTube Sekretariat Presiden
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Presiden Joko Widodo (Jokowi) berkeyakinan Indonesia akan masuk ke dalam negara ekonomi paling besar di dunia. Hal tersebut bisa dicapai jika seluruh pihak tetap menjaga konsistensi dalam melakukan transformasi untuk mengelola potensi dan kekayaan alam yang dimiliki Indonesia.

        Pernyataan itu disampaikan Jokowi dalam sambutan pada acara Peresmian Pembukaan Kongres XII Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) dan Munas XI Persatuan Istri Veteran Republik Indonesia (PIVERI), di Balai Sarbini, Jakarta, pada Selasa, 11 Oktober 2022.

        Baca Juga: Masih Tumbuh 5,44%, Jokowi Klaim Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Terbaik di Dunia

        "Target dari yang sudah kita hitung nanti di tahun 2030-an, Indonesia akan masuk nomor 7 GDP yang paling besar dunia dan pada saat Indonesia emas, hitungan kita, kita sudah masuk ke 4 besar atau 5 besar ekonomi dunia, asal konsistensi ini terus kita jaga," kata Presiden Jokowi yang dikutip dari www.presidenri.go.id, Rabu (12/10/2022).

        Presiden menyatakan, konsistensi yang harus dijaga adalah transformasi pengelolaan sumber daya alam yang dimiliki. Salah satunya adalah secara konsisten menghentikan ekspor bahan mentah melalui hilirisasi industri yang telah dilakukan.

        "Konsistensi itu terus kita jaga dan terus kita ingatkan, jangan kembali ke ekspor mentah lagi, hati-hati kita semuanya harus mengingatkan ini. Meskipun sekali lagi, kita digugat, tapi kalau kita digugat ragu-ragu dan muncul lagi, kapan lagi kita akan bisa menikmati komoditas-komoditas dan kekayaan alam yang dimiliki oleh negara kita," tegas Presiden.

        Selain itu, Kepala Negara juga menjelaskan bahwa upaya lain yang dapat menciptakan lompatan nilai tambah ekonomi adalah dengan melakukan pengambilalihan saham perusahaan asing yang mengelola potensi kekayaan alam Indonesia, seperti yang sudah dilakukan terhadap PT Freeport Indonesia dan Blok Rokan.

        "Ini ada sebuah transformasi teknologi, ada sebuah transformasi ekonomi yang kadang-kadang kita enggak sadar," ucap Kepala Negara.

        "Dulu ya dapat dividen 9%, sekarang kita dapat dividen 51%, dapat pajaknya jelas lebih besar, dapat penerimaan negara bukan pajak (PNBP), kemudian dapat bea ekspor juga lebih besar, setelah dihitung-hitung dari pendapatan mereka, kita 70% itu masuk ke negara, dari sebelumnya hanya dividen 9%," sambungnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: