Soal Tragedi Kanjuruhan, Pengamat Soroti Janji Jokowi Memajukan Sepak Bola Indonesia: Janji Tinggal Janji!
Kasus Tragedi Kanjuruhan Berdarah yang menjadi catatan kelam sejarah sepak bola dunia memasuki babak baru dengan sejumlah perkembangan yang ada.
6 orang diketahui sudah menjadi tersangka dalam tragedi ini. Kapolres Malang pun akhirnya dicopot dari jabatannya. Terakhir Kapolda Jawa Timur Nico Afinta yang juga ikut dicopot dari jabatannya.
Pakar Kebijakan Publik Narasi Institute Achmad Nur Hidayat mengungkapkan ditetapkannya 6 orang sebagai tersangka belum bisa menghilangkan anggapan publik bahwa tragedi ini masih belum mencapai titik terang.
“Meskipun telah ditetapkan 6 tersangka oleh kepolisian namun berbagai pihak masih menganggap tragedi ini masih gelap segelap gas air mata yang ditembakkan aparat keamanan,” jelas Achmad dalam keterangan resmi yang diterima redaksi wartaekonomi.co.id, Kamis (13/10/22).
Achmad mengungkapakan merebaknya berita atau kabar yang simpang siur adalah indikasi ketidakjelasan dalam kasus ini. Sebut saja pernyataan-pernyataan pihak kepolisian yang dianggap tak logis mengenai gas air mata, sorotan media asing, dll.
Achmad juga menyoroti Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menurutnya pernah berjanji membawa maju Sepak Bola Indonesia.
“Presiden Jokowi dalam kampanyenya pernah berjanji akan memajukan dunia sepak bola di tanah air. Bahkan dia mengatakan siap potong leher jika gagal memajukan dunia sepak bola tanah air. Namun janji tinggallah janji,” jelas Achmad.
Atas dasar itu, Achmad menilai tragedi yang menelan korban jiwa hampir 200 orang ini perlu dijadikan momentum mempertanyakan janji Jokowi soal memajukan sepak bola Indonesia.
“Tragedi Kanjuruhan ini menjadi momentum publik mempertanyakan janji kampanye presiden tersebut. Jika tragedi Kanjuruhan ini tidak diselesaikan secara transparan dan terbuka maka ini akan menjadi api dalam sekam yang kapanpun akan dapat terbakar hebat karena ratusan nyawa sudah melayang akibat tragedi ini,” jelasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Bayu Muhardianto