Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Ini Penampakan TPA Sampah Supit Urang di Kota Malang yang Dapat Apresiasi Menteri PUPR

        Ini Penampakan TPA Sampah Supit Urang di Kota Malang yang Dapat Apresiasi Menteri PUPR Kredit Foto: Kementerian PUPR
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono meninjau Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah Supit Urang di Kelurahan Mulyorejo, Kecamatan Sukun, Kota Malang, Provinsi Jawa Timur, Kamis (13/10/2022). Kunjungan Menteri Basuki ini dilaksanakan dalam rangka monitoring pengoperasian berbagai infrastruktur sesuai kebijakan OPOR (Optimalisasi, Pemeliharaan, Operasi, dan Rehabilitasi) infrastruktur PUPR.  

        "Saya kira TPA Sampah Supit Urang di Kota Malang sudah selangkah lebih maju dibandingkan TPA lain di Indonesia. Di sini sampah sudah dipisah antara organik dengan anorganik. Kemudian dipilah lagi mana sampah organik yang bisa dipakai dan mana sampah anorganik yang residunya dibuang, sehingga proses ini dapat memperpanjang umur TPA," kata Menteri Basuki dalam keterangannya, Jumat (14/10/2022).

        Baca Juga: Raih ALI 2022, Kementerian PUPR Terus Tingkatkan Inovasi Pelayanan Terpadu Satu Pintu

        Menteri Basuki mengatakan pengembangan TPA Sampah Supit Urang menjadi salah satu contoh kolaborasi yang baik antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Pengembangan TPA Sampah Supit Urang merupakan kerja sama antara Pemerintah Indonesia melalui Ditjen Cipta Karya Kementerian PUPR dengan Pemerintah Jerman dalam Program Emission Reduction in Cities (ERiC) in Malang Municipality.

        Selain Kota Malang, terdapat 3 Kota/Kabupaten lain yang menjadi pilot dalam program tersebut, yakni Kota Jambi, Kabupaten Sidoarjo, dan Kabupaten Jombang. Penanganan TPA Sampah Supit Urang telah selesai dikerjakan Kementerian PUPR pada 2020 dan telah dioperasionalkan untuk mengatasi permasalahan sampah di Kota Malang.

        Baca Juga: 4 Tahun Pascagempa Sulteng, PUPR dan Pemda Telah Selesaikan Pembangunan Huntap

        Pengembangan TPA Sampah Supit Urang dilakukan dengan menggunakan sistem sanitary landfill. TPA yang dioperasikan dengan sistem sanitary landfill akan meminimalisisasi dampak pencemaran, baik air, tanah, maupun udara sehingga lebih ramah lingkungan. 

        Pengembangan sistem sanitary landfill TPA Supit Urang dikerjakan oleh kontraktor PT Pembangunan Perumahan (PT PP) Persero sejak 27 Juli 2018 telah selesai 30 November 2020 dengan anggaran Rp229 miliar dalam bentuk kontrak tahun jamak (multi years contract) 2018-2020. TPA ini memiliki zona timbunan seluas 5,2 hektare untuk melayani sampah rumah tangga penduduk Kota Malang sebanyak 700.000 jiwa atau setara dengan 450 ton/hari.

        "Kita membangun banyak TPA Sampah, dan TPA ini termasuk yang bagus. Perda dan sistem manajemen operasionalnya sudah baik, sehinga sangat bermanfaat dalam menunjang kebersihan Kota Malang," kata Menteri Basuki. 

        Dukungan pembangunan Kementerian PUPR mencakup penyusunan desain TPA sampah dan fasilitas pendukungnya, pekerjaan konstruksi TPA sampah dan fasilitas pendukungnya, serta pengadaan alat berat pendukung. Selain itu juga peningkatan kapasitas kelembagaan Pemerintah Daerah di sektor persampahan. 

        Baca Juga: Penilaian Jalan Tol Pekan Baru–Dumai, KemenPUPR Tekankan Aspek Ini untuk Kenyamanan Pengendara!

        Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah Jawa Timur M Reva Sastrodiningrat mengatakan pengoperasian TPA Sampah Supit Urang memanfaatkan 4 zona sistem sanitary yakni, zona pemilahan berkapasitas 35 ton/hari, zona pengomposan berkapasitas 15 ton/hari, zona penimbunan berbasis saniter seluas 726,162 m3, dan zona pengolahan lindi berkapasitas 300 m3/hari.

        Air lindi ditampung dan disalurkan ke kolam penampungan IPL (Instalasi Pengolahan Lindi) dengan sistem pemurnian bertahap dan dilengkapi bak kontrol. 

        Baca Juga: Respons Gempa Tapanuli Utara, Janji Kementerian PUPR: Fasum dan Fasos Akan Segera Diperbaiki

        "Untuk pengolahan air lindi kami menggunakan teknologi kolam anaerobik, kolam aerobik, dan konstruksi lahan basah," kata M Reva. 

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Rena Laila Wuri
        Editor: Ayu Almas

        Bagikan Artikel: