Prabowo Subianto, sebagai salah satu sosok potensial dalam Pilpres 2024, dinilai rawan terkena hoaks dan black campaign. Hal itu disampaikan analis politik dan Direktur IndoStrategi Research and Consulting Arif Nurul Imam.
Arif Nurul Imam menilai, iklim politik Indonesia kini mulai menghangat, termasuk adanya black campaign pada tokoh potensial dalam Pilpres 2024 sudah terasa. Dia mengatakan, tokoh yang kuat seperti Prabowo rawan diterpa hoaks dan black campaign sebagai cara melemahkan tokoh tersebut.
Baca Juga: Gerindra Masih Sibuk Cari Cawapres, PKB Bilang Duet Prabowo-Cak Imin Sudah Fix
"Dinamika politik kian menghangat seiring makin dekatnya pelaksanaan pemilu dan pilpres. Namun, cara politik demikian tentu tidak etis dan menabrak norma demokrasi," ujarnya belum lama ini.
Kendati demikian, isu yang ditujukan kepada Prabowo juga berpotensi menjadi bumerang bagi penyebar hoaks tersebut. "Sebab, justru membuat Prabowo makin dicintai rakyat dan membuat elektabilitasnya makin moncer," ungkap Arif.
Belakangan, muncul pesan berantai hoaks bahwa Prabowo mundur dari kabinet dan dari pencalonan sebagai presiden 2024. Kabar kebohongan ini beredar di beberapa sosial media, YouTube, Facebook, dan WhatsApp. Di YouTube, kabar hoaks tersebut berjudul "Mengejutkan! Prabowo Mundur dari Jabatannya! Tak Ingin Terjerumus ke Jalan Busuk Jokowi".
Namun, setelah dicek kebenarannya, video yang beredar adalah tidak benar atau hoaks. Video tersebut berisikan potongan-potongan gambar yang dirangkai menjadi sebuah berita bohong.
Baca Juga: Apresiasi Kinerja Wagub DKI, Sufmi Dasco: Terima Kasih, Salah Satu Kader Terbaik Gerindra
Salah satu gambar yang dirangkai ialah video pernyataan Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani mengenai pengunduran diri mantan Menteri KKP Edhy Prabowo pada 28 November 2020.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Puri Mei Setyaningrum