Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Sirene Meraung-raung, Penjara Terkenal Iran Dilalap Api, Situasinya Ngeri!

        Sirene Meraung-raung, Penjara Terkenal Iran Dilalap Api, Situasinya Ngeri! Kredit Foto: Reuters/WANA
        Warta Ekonomi, Teheran -

        Penjara Evin yang terkenal di Iran, rumah bagi para tahanan politik, jurnalis, dan warga negara asing, dilanda kebakaran besar.

        Video yang dibagikan secara online menunjukkan api dan asap mengepul dari penjara tersebut, yang berlokasi di Teheran. Namun, bersamaan dengan itu, terdengar pula suara tembakan serta ledakan.

        Baca Juga: Israel Kasih Informasi Intelijen ke Ukraina Soal Drone Iran yang Dipakai Rusia

        Seorang pejabat yang dikutip oleh media pemerintah mengatakan situasinya terkendali, tetapi rekaman video tampaknya menunjukkan api masih terus berkobar.

        Selama berminggu-minggu, Iran telah dicengkeram oleh protes anti-pemerintah. Demonstrasi pertama kali meletus bulan lalu, menyusul kematian seorang gadis Iran Kurdi berusia 22 tahun. Gadis itu, yang bernama Mahsa Amini meninggal di rumah sakit setelah ditahan oleh polisi moral atas dugaan pelanggaran aturan berpakaian yang ketat di Iran.

        Para pejabat mengeklaim Amini meregang nyawa akibat serangan jantung. Namun, pihak keluarga membantahnya, mengatakan gadis itu telah dipukuli oleh polisi moral.

        Wartawan BBC Persia Rana Rahimpour melaporkan bahwa saat ini, belum diketahui apakah situasi di penjara terkait dengan demonstrasi baru-baru ini.

        Meski begitu, sangat mungkin itu adalah kasusnya, kata Rana merujuk pada alasan bahwa ratusan pengunjuk rasa telah dikirim ke Evin.

        Media pemerintah bersikeras mengatakan bahwa insiden di penjara Evin tidak ada kaitannya dengan demonstrasi. Seorang pejabat juga telah menyalahkan 'elemen kriminal' atas kebakaran yang terjadi.

        Namun, video yang diposting di media sosial oleh kelompok pemantau anti-pemerintah 1500 tasvir, menunjukkan sebaliknya. Dalam klip itu, teriakan 'matilah diktator' -salah satu slogan utama gerakan protes anti-pemerintah - terdengar dari luar penjara.

        Video lain juga tampaknya menunjukkan benda-benda dilemparkan ke dalam penjara dari luar perimeternya, dan sebuah ledakan kemudian terdengar, menurut BBC Persia.

        Media Iran, yang dikontrol ketat oleh pemerintah telah melaporkan adanya kerusuhan. Dikatakan bahwa kerusuhan dimulai dengan tahanan keuangan dan kriminal, tapi tidak ada tahanan politik yang terlibat. Delapan orang terluka, kata media tersebut.

        Berbicara dari dalam penjara, gubernur Teheran mengatakan kepada TV pemerintah bahwa kerusuhan itu terjadi di sayap penjara yang menampung penjahat kecil dan situasinya sekarang benar-benar tenang.

        Namun, situasi di penjara masih membingungkan, lapor Kasra Naji dari BBC Persia. Video-video terus diposting di media sosial, menunjukkan api masih menyala dengan suara tembakan terdengar di sekitar penjara.

        Gambar lain memperlihatkan beberapa narapidana berada di atap bagian penjara, yang menjadi tempat bagi tahanan politik dan banyak pemrotes yang ditangkap dalam empat minggu terakhir, kata Kasra.

        Keluarga beberapa tahanan mengaku kepada BBC bahwa mereka tidak bisa menghubungi kerabat mereka melalui telepon. Padahal, komunikasi seperti ini biasa mereka lakukan. Koneksi internet pun tampaknya ikut terputus di sekitar penjara.

        Bersamaan dengan itu, jalan-jalan menuju penjara ditutup.

        Sebelumnya, video-video yang muncul menunjukkan polisi anti huru hara memasuki penjara Evin. Ada juga laporan bahwa pasukan khusus telah dikerahkan ke lokasi. Seorang saksi mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa ambulans juga ada di sana.

        Penjara Evin juga sempat menjadi rumah bagi warga negara ganda berkebangsaan Inggris-Iran Nazanin Zaghari-Ratcliffe dan Anoosheh Ashoori. Kedua wanita itu ditahan di sana selama beberapa tahun atas dakwaan mata-mata. Tuduhan ini telah dibantah keduanya. 

        Evin telah lama dikritik oleh kelompok-kelompok hak asasi Barat. Human Rights Watch menuduh pihak berwenang di penjara menggunakan ancaman penyiksaan dan hukuman tanpa batas waktu, serta interogasi panjang dan penolakan perawatan medis bagi para tahanan.

        Agustus tahun lalu, sekelompok peretas yang menyebut diri mereka Edalat-e Ali (Keadilan Ali), memposting rekaman pengawasan yang bocor dari penjara Evin. Video itu menunjukkan bagaimana penjaga memukuli atau menganiaya para narapidana.

        Beberapa pemerintah asing yang warganya ditahan di penjara itu juga telah menyatakan keprihatinannya.

        Seorang juru bicara departemen luar negeri AS mengatakan pihaknya sedang mengikuti peristiwa yang terjadi di Iran dengan 'urgensi'. Sementara menteri keamanan Pemerintah Inggris menyebut kasus ini sebagai 'perkembangan yang sangat mengkhawatirkan'.

        Sejak kematian Amini lima minggu lalu, gelombang protes mengguncang Iran dengan keras, menjadi apa yang disebut sebagai tantangan paling berani terhadap Republik Islam sejak mereka didirikan pada tahun 1979.

        Banyak dari korban yang tewas dalam unjuk rasa adalah para remaja.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: