Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Hadapi Inflasi, Masyarakat Bisa Atur Pos Pengeluaran

        Hadapi Inflasi, Masyarakat Bisa Atur Pos Pengeluaran Kredit Foto: Unsplash/Towfiqu barbhuiya
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Perekonomian global kini tengah menghadapi krisis dan ketidakpastian akibat berbagai macam faktor yang memengaruhi, mulai dari permasalahan geopolitik, faktor pandemi, dan lainnya. Akibatnya, perekonomian global kini mulai menghadapi berbagai tantangan yang cukup serius, seperti perlambatan pertumbuhan ekonomi dan juga inflasi yang terus meningkat.

        Memberikan peringatan, Analisis Eksekutif Senior Strategic Committee Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Sekar Putih Djarot menyampaikan bahwa meskipun saat ini ekonomi Indonesia masih tetap bertumbuh dengan baik dengan perkiraan pertumbuhan 5% di saat ekonomi dunia tengah mengalami perlambatan, namun masyarakatharus tetap waspada terhadap penurunan ekonomi global tersebut.

        "Dalam memitigasinya untuk kehidupan sehari-hari, terdapat beberapa langkah pengelolaan keuangan yang bisa dilakukan, antara lain dengan mengelola pos keuangan dengan memisahkan pos kebutuhan dan keinginan," tutur Sekar dalam konferensi pers acara FinanSiap 2022, program kolaborasi GoTo Financial dengan OJK pada Selasa (18/10/2022).

        Baca Juga: Tingkatkan Literasi Keuangan, GoTo Financial Bersama OJK Hadirkan Program Edukasi FinanSiap

        Pemisahan pos kebutuhan dan keinginan ini juga harus disertai dengan penghematan, kemudia  tidak lupa turut menyiapkan dana darurat, yang merupakan dana khusus yang dialokasikan untuk kebutuhan yang tidak terduga serta juga mulai berinvestasi.

        Dalam hal ini, masyarakat bisa memilih investasi dengan tingkat yang lebih besar dari inflasi, namun perlu dipahami bahwa investasi selalu memiliki risiko dan oleh karenanya masyarakat perlu memilih instrumen yang sesuai dengan kebtuhan dan kondisi pribadinya.

        Hal lain yang tidak boleh dilupakan saat memilih investasi adalah dengan memegang pada prinsip 2L, yaitu legal dan logis. Oleh karena itulah dalam hal ini diperlukan literasi keuangan yang memadai sehingga masyarakat dapat memilih produk dan layanan keuangan yang baik.

        Hadir dalam acara yang sama, Ligwina Hananto, CEO dan Financial Trainer Lead QM Financial sekaligus pemateri yang terlibat dalam FinanSiap 2022 turut memberikan pandangannya terkait cara dalam menghadapi inflasi.

        "Inflasi itu tidak mungkin dihindari 100%. Untuk negara seperti kita, inflasi adalah bagian dari pertumbuhan ekonomi. Yang sekarang sama-sama harus kita jaga adalah jangan sampai inflasinya tidak terkendali," ungkapnya.

        Ligwina menilai bahwa dalam kurun waktu dua hingga tiga tahun ke belakang ini, secara historis Indonesia telah mengalami inflasi serendah-rendahnya dan terkendali, namun dengan adanya pencabutan subsidi pada BBM akhir-akhir ini, inflasi menjadi begitu terasa dengan banyak harga mulai mengalami kenaikan terus menerus.

        Dalam hal ini, masyarakat umum tentunya tidak dapat mengendalikan inflasi dari sisi public policy karena masyarakat tidak memiliki kedudukan dalam hal tersebut, yang biasanya dilakukan oleh pemerintah dan pembuat kebijakan. Ligwina menyampaikan, "maka yang bisa kita kendalikan hanya kita hidupnya pergi ke mana saja, melakukan apa. Makanya tadi pembahasan tentang daily tracking, cek pengeluaran ke mana saja, itu akan sangat berpengaruh."

        Tidak hanya itu, terkait dengan pos pengeluaran, Ligwina membeberkan bahwa rumusnya hanya ada lima saja, yang terdiri dari pembagian pos untuk menabung atau investasi, pengeluaran untuk gaya hidup, cicilan hutang atau kredit, pos pengeluaran rutin yang memang harus keluar, dan juga berbagi atau charity.

        Pada saat inflasi terjadi, masyarakat harus dapat mengidentifikasi pos mana yang harus diturunkan dan bisa diturunkan di saat inflasi melambung naik. Pertimbangan pertama yang bisa dilakukan adalah dengan menurunkan pengeluaran untuk gaya hidup. Kemudian pada kondisi memungkinkan adalah untuk meningkatkan penghasilan dan menurunkan pengeluaran lain.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Tri Nurdianti
        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: