Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Inggris Kaget Jet Tempur Rusia Berani Tembakkan Rudal Dekat Pesawatnya, Temuan Ini Mengejutkan

        Inggris Kaget Jet Tempur Rusia Berani Tembakkan Rudal Dekat Pesawatnya, Temuan Ini Mengejutkan Kredit Foto: Reuters/Toby Melville
        Warta Ekonomi, London -

        Jet tempur Rusia telah melepaskan rudal ke arah dekat pesawat Angkatan Udara Britania Raya (RAF).

        Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace mengungkap langsung laporan itu, menyebut bahwa pada saat kejadian, pesawat RAF dalam kondisi tidak bersenjata, dan tengah berpatroli di atas Laut Hitam.

        Baca Juga: Kejutan, Pilot Angkatan Udara Kerajaan Inggris Banyak yang Digoda buat Latih Militer China

        Wallace mengatakan insiden itu, yang terjadi pada 29 September di wilayah udara internasional, 'berpotensi memicu bahaya'.

        "Kita sangat beruntung bahwa episode itu tidak menjadi lebih buruk," kata Wallace. Wallace juga menuduh Rusia terkadang bertindak sembrono dengan terbang sedekat 4,6 meter ke pesawat NATO.

        Dalam versinya, Rusia mengatakan bahwa peristiwa itu adalah hasil dari 'malfungsi pesawatnya atau kerusakan teknis'.

        Namun, insiden itu, bagaimanapun membuat Wallace ingin memastikan bahwa penerbangan pengawasan rutin Inggris di atas Laut Hitam, yang berlaku sejak 2019, kini benar-benar dikawal oleh pesawat bersenjata.

        Berbicara di hadapan para anggota Parlemen, Wallace membeberkan bahwa pada saat kejadian, pesawat 'RAF RC-135 Rivet Joint' yang tidak bersenjata 'berinteraksi dengan' dua pesawat tempur Rusia SU-27. Akan tetapi, di wilayah udara internasional itu, salah satu jet tempur Rusia mendadak 'melepaskan rudalnya'. Senjata mematikan ini diarahkan di sekitar RAF Rivet Joint, dan berada di luar jangkauan visualnya.

        "Bukan hal yang aneh jika pesawat dibayangi dan hari ini tidak berbeda. (Tapi) Selama interaksi itu, ternyata salah satu pesawat SU-27 melepaskan rudal di sekitar RAF Rivet Joint di luar jangkauan visual.

        "Total waktu interaksi antara pesawat Rusia dan Rivet Joint adalah sekitar 90 menit. Patroli selesai dan pesawat kembali ke pangkalan," katanya.

        Wallace mengkonfirmasi kepada Parlemen Inggris bagaimana Rusia telah menyalahkan peluncuran rudal itu pada 'kerusakan teknis'.

        "Mengingat keterlibatan yang berpotensi berbahaya ini, saya telah mengomunikasikan keprihatinan saya secara langsung kepada mitra Rusia saya, menteri pertahanan (Sergei) Shoigu, dan kepala staf pertahanan di Moskow.

        "Dalam surat saya, saya menjelaskan bahwa pesawat itu tidak bersenjata, berada di wilayah udara internasional, dan mengikuti jalur penerbangan yang telah diberitahukan sebelumnya. Hemat saya agar patroli (pesawat Inggris) ditangguhkan sampai tanggapan diterima oleh negara Rusia.

        "Balasan dari menteri pertahanan Rusia pada 10 Oktober menyatakan bahwa mereka telah melakukan penyelidikan atas insiden tersebut dan menyatakan bahwa itu adalah kerusakan teknis dari pesawat tempur SU-27.

        "Mereka juga mengakui bahwa insiden itu terjadi di wilayah udara internasional," terang Wallace.

        Wallace mengatakan bahwa dia telah berhubungan dengan rekan-rekan Turkinya, menambahkan Ankara telah menawarkan semua bantuan yang dibutuhkan Inggris.

        "Kami tidak menganggap ini sebagai eskalasi yang disengaja oleh Rusia. Analisis kami adalah ini adalah kerusakan, tetapi ini mengingatkan betapa berbahayanya hal-hal ketika Anda memilih untuk menggunakan pesawat tempur Anda seperti yang telah dilakukan Rusia selama beberapa periode waktu.

        "Meskipun ini jelas merupakan pelepasan senjata, kami telah melihatnya (pesawat Rusia) terbang sangat-sangat dekat di samping aset AS, NATO, dan Inggris, dan ini berlangsung selama beberapa tahun terakhir," ungkap Wallace.

        Dalam satu peristiwa, kata Wallace, seorang pejuang Rusia berada hanya dalam jarak 15 kaki (4,5 meter) dari pesawat NATO. 

        "Itu sembrono, tidak perlu, dan membahayakan nyawa banyak orang; kita sangat beruntung itu tidak menjadi lebih buruk," kata Wallace merujuk pada peristiwa 29 September lalu.

        Terlepas dari perang di Ukraina, Inggris bisa saja berkomunikasi dengan pertahanan militer Rusia dengan jalur yang tersedia ketika dibutuhkan. Namun, insiden itu tetap menunjukkan bahwa Inggris kini sedang berjalan di atas tali, di mana kalibrasi yang tepat menjadi sangat penting, tambah Wallace.

        Wallace menyarankan bagaimana insiden Laut Hitam telah menunjukkan bahwa militer Rusia 'tidak sedang membuat perhitungan yang salah atau memang memutuskan aturan tidak berlaku untuk mereka'.

        Wallace telah melakukan perjalanan ke Washington guna melakukan konsultasi mendesak minggu ini. Ini demi memastikan semua negara Barat memahami 'proses perencanaan Inggris jika terjadi berbagai hal', katanya.

        Menurut The Guardian, ungkapan Wallace itu secara tidak langsung menyebutkan kemungkinan penggunaan senjata nuklir Rusia. Masalah inipun menggarisbawahi kekhawatiran Inggris bahwa Vladimir Putin mungkin bertindak gegabah saat pasukannya didorong mundur.

        Menurut Wallace, kunjungannya menjadi penting setelah perkembangan konflik di Ukraina baru-baru ini. Diantaranya bagaimana Kremlin telah menunjuk Sergei Surovikin sebagai komandan baru dalam perang; bagaimana Putin berpidato tentang pencaplokan ilegal Moskow atas Ukraina timur; hingga pasukan Ukraina ternyata berhasil mendorong pasukan Rusia di medan perang'. 

        "Dan apa artinya ini bagi Presiden Putin dan tindakannya. Apa yang mungkin dia lakukan selanjutnya," tambah Wallace.

        Menteri pertahanan Inggris itu menambahkan bahwa dia telah memperhatikan Uni Eropa membuat suara yang lebih keras tentang kemungkinan Rusia melanggar soal nuklir-sebuah pembahasan tabu.

        Wallace juga mendesak agar warga bisa diyakinkan dengan kunjungannya ke Pentagon dan dewan keamanan nasional. 

        "Saya tidak berpikir orang-orang harus khawatir dengan itu ... Saya berharap mereka akan merasa nyaman bahwa prioritas saya adalah, jika perlu, naik pesawat untuk pergi dan melakukannya," ucap Wallace.

        Luke Pollard, menteri pertahanan bayangan Inggris, telah menyambut baik pengakuan Rusia bahwa pesawat Inggris telah berada di wilayah udara internasional. Kendati begitu, dia bersikeras bahwa Inggris harus tetap teguh dalam mendukung perjuangan Ukraina melawan penjajahan Rusia.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: