Analisis Menggelegar! AHY Jadi Cawapres, Mas Anies Baswedan Auto Menang? Refly Harun Sebut AHY Bisa Membantu Pemenangan, Tetapi…
Angin segar menyapa Anies Baswedan di beberapa momen politik yang dia alami beberapa waktu terakhir ini, dimulai dari buka-bukaannya Anies kepada media asing bahwa siap maju di Pemilihan Presiden (Pilpres), Tuntasnya masa jabatan sebagai Gubernur DKI Jakarta, dan yang membuat heboh adalah keberanian NasDem memberikan “potongan tiket” nyapres kepada Anies.
Dengan siapnya Anies Baswedan dan dukungan yang dia terima untuk menjadi presiden, kini mengenai calon wakil presiden (Cawapres) mulai jadi pembahasan. Anies pun dalam beberapa wawancaranya dengan media telah menyebut pertimbangan untuk memilih Cawapres yakni sosok yang bisa Membantu pemenangan, memperkuat kesolidan koalisi, dan membantu menjalankan pemerintahan yang efektif.
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sejauh ini digadang-gadang akan menjadi cawapres Anies melihat dari elektabilitas dan deal politik dengan Demokrat. Apakah AHY sosok yang tepat? Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun mengungkapkan dari sisi membantu pemenangan AHY adalah sosok yang tepat.
“Apakah AHY akan membantu kemenangan? Menurut saya iya karena AHY cukup populer dibandingkan seluruh calon dari PKS yang populer AHY, dalam banyak survei AHY masuk dalam 6 besar,” ujar Refly dalam kanal Youtube Refly Harun Channel, dikutip Minggu (23/10/22).
Terkait kriteria membantu kesolidan kekuatan koalisi, Refly blak-blakan masih ragu sosok putra Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tersebut memiliki kemampuan yang demikian.
Hal ini karena menurut Refly, AHY masih sangat muda dan jika dibanding sosok kandidat cawapres lain seperti Ridwan Kamil, dll yang sudah pernah mengemban jabatan strategis tentu berbeda.
“Ini yang meragukan mengingat dia sosok yang sangat muda, pengalamannya belum banyak, dan biasanya anak muda kadang-kadang ketika dia belum punya banyak pengalaman kadang-kadang jauh lebih feodal dibandingkan orang-orang yang sudah sangat berpengalaman karena dia butuh legitimasi atau pengakuan, ya kita ngomong apa adanya,” jelas Refly.
Meski demikian, Refly tidak memutlakkan bahwa umur yang muda selalu kalah dengan yang jauh lebih tua. Menurutnya ada sosok muda dengan pengalaman banyak sebaliknya ada yang tua dengan minim pengalaman, meski AHY masuk yang pertama, menurut Refly hal itu masih sulit bersaing dengan sosok kanididat capres dan cawapres lain yang punya pengalaman dibarengi dengan usia yang matang.
Terkait kriteria atau pertimbangan Anies soal cawapres “menjalankan pemerintah efektif”, Refly berkaca pada Jokowi yang menunjuk sosok full pengalaman di pemerintahan yakni Jusuf Kalla (JK) di 2014 yang mana menurut Refly cenderung tertatih-tatih juga menjalankan pemerintahan.
“Orang seperti JK saja yang mendampingi Jokowi itu saja ibaratnya masih dikeluhkan masa pemerintahan Jokowi-nya, apalagi orang yang belum punya pengalaman apa-apa. Jangan dibandingkan kondisi AHY dengan kondisi JK yang punya banyak pengalaman, internasional bahkan,” jelas Refly.
Namun, Refly menganggap sampai saat ini belum ada jaminan jika memilih sosok lain selain AHY, bisa membantu pemenangan di 2024.
“Kalau mau dilepaskan AHY ya belum ada juga siapa yang paling cocok untuk menggantikan kalau hitungannya elektablitas membantu pemenangan,” ujar Refly.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bayu Muhardianto
Editor: Bayu Muhardianto