Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Akselerasi Pertumbuhan, Indonesia Perlu Bentuk Ekosistem Kolaborasi antara Industri dan Pendidikan

        Akselerasi Pertumbuhan, Indonesia Perlu Bentuk Ekosistem Kolaborasi antara Industri dan Pendidikan Kredit Foto: Ist
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Dalam mencapai cita-cita Indonesia Emas tahun 2045, dibutuhkan kolaborasi multi-stakeholders untuk mempercepat dan mengonsolidasikan perubahan berkelanjutan baik dalam pola konsumsi maupun produksi. Hal ini dapat diakselerasi melalui hilirisasi inovasi dan teknologi. Saat ini, pengeluaran Indonesia dalam Research & Development (R&D) baru setara dengan 0,28% dari total PDB negara, hal ini cukup rendah dibandingkan dengan rata-rata pengeluaran global dalam R&D yaitu 2,3% (World Bank, 2020).

        Inovasi menjadi faktor penting yang berdampak pada peningkatan produktivitas dan pertumbuhan suatu negara. Oleh karenanya untuk mengakselerasi pertumbuhan, Indonesia perlu membentuk ekosistem kolaborasi antara industri dan pendidikan. 

        Guna mendukung Indonesia Emas 2045 dan membentuk learning ecosystem antara Dunia Industri (DUDI) dengan pendidikan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi Kemendikbud, melalui Kedaireka melakukan “Kick Off Program Ekosistem Kedaireka”, di Jakarta,akhir pekan lalu. Program ini sebelumnya telah diluncurkan secara daring pada akhir September 2022.

        Baca Juga: Wujudkan Indonesia Emas 2045, Kemenko PMK Ungkap 4 Hal yang Perlu Diperhatikan!

        Mengusung tema “Collaborate and Innovate for a Sustainable Future”, Ekosistem Kedaireka diawali dengan dua kegiatan yakni CEO Mentorship dan RekaTalks. Kegiatan ini menghadirkan pemateri pejabat pemerintah, akademisi dari perguruan tinggi, praktisi dari petinggi DUDI dan penerima manfaat program Matching Fund Kedaireka.         

        CEO Mentorship mengangkat tema utama “Ekosistem Kolaborasi untuk Inovasi”. Kegiatan ini berupa sharing session intensif oleh pejabat pemerintah dan petinggi DUDI untuk meningkatkan pertukaran insight dan pengembangan diri insan perguruan tinggi. Pemateri yang hadir antara lain Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Nadiem Anwar Makarim, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Arsjad Rasjid, Walikota Surakarta, Gibran Rakabuming Raka dan CEO Inisiatif Bisnis dan Ekonomi Kerakyatan (IBEKA), Tri Mumpuni.

        Plt. Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kemendikbud, Nizam yang membuka kegiatan CEO Mentorship menyampaikan bahwa, Kedaireka meluncurkan inisiasi Ekosistem Kedaireka berisikan program-program yang diharapkan mampu meningkatkan wawasan dan membuka peluang kolaborasi lainnya bagi insan perguruan tinggi dan mitra industri. Perwakilan insan perguruan tinggi, mitra industri serta masyarakat umum yang hadir  diharapkan dapat memahami urgensi menciptakan ekosistem kolaborasi dan pentingnya memprioritaskan inovasi di berbagai macam industri.

        “Program CEO Mentorship, sebagai bagian dari Ekosistem Kedaireka bertujuan  meningkatkan minat insan perguruan tinggi, umum dan industri dalam berkolaborasi serta berinovasi melalui cerita pengalaman para pemimpin dan ahli di bidangnya. Melalui program ini, insan perguruan tinggi dan industri diharapkan terinspirasi mengambil aksi nyata serta berani berinovasi untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang ada,” ujar Nizam.

        Kemudian RekaTalks mengangkat dua tema yakni “Digitalisasi ekonomi dan inovasi yang inklusif: Merangkai ulang environmental social governance (ESG) pasca pandemi” dan “Ekonomi Biru: Eksplorasi Kolaborasi Inovasi Untuk Meningkatkan Ekonomi Berkelanjutan”. Kegiatan ini menghadirkan kisah-kisah inspiratif dari Insan Perguruan Tinggi dan DUDI penerima manfaat program Matching Fund Kedaireka 2021-2022 yang terpilih.

        Baca Juga: Kunci Wujudkan Visi Indonesia Emas, Wapres Ma'ruf Amin Ungkit Pemimpin Transformatif, Siapa Dia?

        Sesi pertama dengan tema “Digitalisasi ekonomi dan inovasi yang inklusif: Merangkai ulang environmental social governance (ESG) pasca pandemi” diisi oleh pemateri Rektor IPB University, Prof. Dr. Arif Satria, Anggota DPR RI Komisi X & Ketua Umum KADIN Lampung, Dr. H. Muhammad Kadafi dan Pengusul Matching Fund 2022 dari Universitas Surabaya, Artiawati.

        Selanjutnya sesi kedua dengan tema “Ekonomi Biru: Eksplorasi Kolaborasi Inovasi Untuk Meningkatkan Ekonomi Berkelanjutan” diisi oleh pemateri Co-Founder & CMO Octopus Indonesia, Hamish Daud; Deputi Bidang SDM, Teknologi dan Informasi Kementerian BUMN, Tedi Bharata; dan Pengusul Matching Fund 2022 dari Universitas Mulawarman, Esti Handayani Hardi.

        Plt. Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi Kemendikbud, Tjitjik Sri Tjahjandarie yang membuka rangkaian kegiatan RekaTalks mengatakan bahwa, RekaTalks sebagai salah satu bagian dari Ekosistem Kedaireka diharapkan menjadi ajang promosi bagi inovasi-inovasi insan perguruan tinggi. Tidak terbatas sampai disitu, program ini diharapkan mampu menginspirasi dan mengobarkan semangat insan perguruan tinggi dan mitra industri di seluruh Indonesia untuk berinovasi dan berkolaborasi demi kemajuan bangsa Indonesia.

        “Acara ini diharapkan membangun kesadaran dan pengetahuan public mengenai keberadaan Kedaireka sebagai sebuah ekosistem kolaborasi dan inovasi antara perguruan tinggi dan industri. Setelah awareness tersebut berhasil terbangun, diharapkan adanya peningkatan partisipasi public baik dari akademisi (perguruan tinggi) dan industri dalam kegiatan-kegiatan ekosistem Kedaireka,” pungkas Tjitjik.

        Untuk diketahui, Ekosistem Kedaireka terdiri dari tujuh program meliputi Kedaireka Academy, RekaTalks, Match Making Innovation Forum, RekaPitch, CEO Mentorship, RekaPreneur dan RekaPods.Selain CEO Mentorship dan RekaTalks yang telah dilaksanakan pada 21 Oktober 2022 di Jakarta, lima kegiatan lainnya akan dilaksanakan di beberapa kota besar di Indonesia pada periode Oktober 2022 hingga November 2022.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Annisa Nurfitri
        Editor: Annisa Nurfitri

        Bagikan Artikel: